Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
MUI Gandeng Institut Leimena Gelar Sarasehan Jurnalis Lintas Agama
Rabu, 14 Juli 2021 15:51 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI) Pusat bersama Institut Leimena menggelar kegiatan Sarasehan Jurnalis Lintas Agama. Kegiatan tersebut digelar secara virtual dengan menghadirkan tokoh lintas agama.
Sarasehan bertajuk Peran Media Keagamaan dalam Mewujudkan Harmonisasi Keberagaman ini digelar virtual, Rabu (14/7). Pembukaan sarasehan dimulai dengan mengheningkan cipta sejenak sekaligus doa bersama bagi korban Covid-19 yang telah meninggal dunia. Juga bagi para penyitas yang kini tengah berjuang melawan Covid-19 agar diberikan kesembuhan.
Ketua Komisi Infokom MUI Pusat Mabroer MS mengatakan, media keagamaan menjadi penting karena berperan besar ikut membangun literasi keagamaan dalam masyarakat. Seiring perkembangan teknologi, pengaruh media keagamaan tidak lagi terbatas pada umat masing-masing, tetapi hingga ke masyarakat luas.
Baca juga : Kenalkan Indonesia Lewat Film, KBRI Manila Gelar Layar Tancap Wonderful Life
Menurut Mabroer, melalui literasi keagamaan ini, media dapat membangun kapasitas seseorang untuk mampu bekerjasama dengan orang yang berbeda agama. "Tanpa mengurangi, bahkan dapat memperkuat, iman agamanya sendiri," kata Mabroer, Selasa (13/7).
Mabroer mengambil contoh, misalnya, Islam Wasathiyah yang dikumandangkan oleh MUI, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah.
Bagi umat Muslim sendiri, lanjut Mabroer, pemahaman ini penting diangkat dalam berbagai media keagamaan Islam. Antara lain dalam menghadapi pandangan-pandangan intoleran yang mengatasnamakan Islam.
Baca juga : WIKA Dan BUMN Dirikan Institut Pembelajaran Infrastruktur
Bagi umat beragama lain apabila wajah Islam yang ditampilkan dalam media keagamaannya adalah Islam Wasathiyah, yang terbuka terhadap perbedaan, tentu akan ikut meruntuhkan stereotip negatif yang dibangun oleh kelompok-kelompok intoleran.
"Dengan demikian, berbagai media keagamaan ini ikut membangun pola pikir dan persepsi yang positif antar umat beragama untuk dapat mempererat relasi dan kerjasama," tandas Mabroer.
Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho berharap, sarasehan jurnalis ini dapat menjadi titik awal dialog yang menghasilkan kumpulan gagasan dan permasalahan utama untuk dibahas dalam rangkaian dialog selanjutnya.
Baca juga : Anies Larang Jualan Hewan Kurban Di Zona Merah, Sarankan Jualan Online Aja
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat relasi dan jejaring jurnalis lintas agama dalam upaya meningkatkan literasi keagamaan yang toleran dan damai dalam masyarakat kita yang majemuk.
"Agar tercipta keberagaman yang harmonis demi kemajuan peradaban manusia," katanya.
Sejumlah pembicara hadir dalam sarasehan tersebut di antaranya Wakil Ketua Umum MUI Dr KH Marsudi Syuhud MA, Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi MSi, Sekjen PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu'ti, Ketua Umum Lembaga Alkitab Indonesia Pdt Dr Henriette T Hutabarat-Lebang, tokoh Konghucu Js Kristan, dan ketua Dewan Pers periode 2016-2019 Yosep Adi Prasetyo. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya