Dark/Light Mode

NU: Ibadah Kurban Ok, Tapi Harus Ramah Lingkungan Ya!

Selasa, 20 Juli 2021 07:43 WIB
Ilustrasi pemotongan hewan kurban. (Foto : Antara)
Ilustrasi pemotongan hewan kurban. (Foto : Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ormas Nahdlatul Ulama mengajak masyarakat memahami esensi ibadah kurban dengan menyempurnakannya melalui sikap ramah terhadap lingkungan.

Hal itu disampaikan Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Fitria Aryani.

Konsep dasar dari anjuran ibadah kurban, kata Fitria, selain membersihkan diri dan hartajuga mengajarkan arti keikhlasan. "Ibadah kurban akan lebih sempurna apabila diiringi dengan memberikan dampak yang ramah terhadap lingkungan, tidak menambah tumpukan sampah plastik setelah kurban," ujar Fitria kepada NU Online di Jakarta, Selasa (19/7) malam.

Baca juga : Hijrah Ke Prancis, Donnarumma : Selamat Tinggal AC Milan

Menurut Fitria, banyak anggota masyarakat yang menyalurkan dana kurbannya tanpa tambahan biaya operasional. Hal itu menyebabkan panitia penyembelihan kurban akan berhitung berapa biaya untuk membeli wadah yang ramah lingkungan.

"Kalau lebih mahal dari kantong plastik, tentu panitia kurban akan merasa kesulitan untuk mencari alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan," paparnya.

"Sebenarnya kemasan yang dikatakan ramah lingkungan itu, jika setelah digunakan pada saat pembagian hewan kurban tidak menyisakan sampah. Atau menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang atau mudah hancur, misalnya seperti daun jati, daun kelapa yang dianyam, daun pisang, dan besek dari bambu," kata perempuan kelahiran Jakarta itu.

Baca juga : PPKM Darurat, Truk Logistik Harus Dapat Prioritas Tapi Jangan Obesitas

Selain itu, bisa menggunakan food container. Wadah ini menurut Fitria bisa digunakan berulang kali untuk makanan dan barang-barang lainnya.

"Apalagi saat ini lonjakan Covid-19 semakin tinggi dan kebijakan PPKM Darurat menyebabkan banyak yang isolasi mandiri di rumah. Sehingga, limbah sampah juga semakin meningkat. Karenanya kami berharap perayaan ibadah kurban saat ini, kita tidak lagi menyumbangkan banyak limbah plastik akibat penggunaan plastik pada kemasan daging kurban," ujarnya.

Menurut ibu dari tiga anak itu, pengurangan sampah plastik pada kemasan daging kurban merupakan salah satu ikhtiar untuk mengurangi penimbunan atau pun tumpukan limbah plastik sebagai wujud penyempurnaan ibadah kurban.

Baca juga : Kementan Perkenalkan Model Kampung Buah Naga Organik Ramah Lingkungan

"Jadi bagaimana upaya kita beribadah habluminallah-nya lancar, tapi kita tetap harus menjaga ibadah sosial kita terhadap lingkungan. Agar ritual ibadah kurban tersebut tidak lagi berdampak kepada pencemaran lingkungan," ungkapnya.

Sementara itu, menurut Fitri, untuk mencegah penularan Covid-19, diperlukan strategi khusus yang harus dilakukan oleh panitia, lembaga, atau takmir masjid ketika pembagian hewan kurban, yaitu memberikan langsung ke rumah warga masing-masing.

"Hal ini juga sudah diatur oleh pemerintah dan ormas Islam. Tentu cara ini langkah yang sangat efektif mencegah penularan Covid-19," pungkasnya. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.