Dark/Light Mode

Bisa Cegah Infeksi Yang Belum Ada Obatnya

Vaksinasi, Upaya Nyekolahin Sel Imun, Supaya Cepat Mengenali Musuh

Selasa, 20 Juli 2021 13:12 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH (Foto: Istimewa)
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH menegaskan pentingnya vaksinasi, untuk membantu mencegah tercetusnya infeksi yang belum ada obatnya.

Prof. Budi menjelaskan, pada prinsipnya, setiap sel di dalam tubuh kita memiliki semacam identitas atau KTP, sehingga dikenali oleh sel imun sebagai kawan. Bukan lawan.

"Inilah kebesaran Allah SWT. Walaupun demikian, ada kalanya sel tubuh memiliki masalah dengan KTP-nya. Sehingga, tidak dikenali sel imun. Akibatnya, sel imun akan menyerang sel tubuh sendiri.  Inilah yang dikenal sebagai penyakit autoimun," kata Prof. Budi di Jakarta, Selasa (20/7).

Baca juga : Ketika Lansia Berani Vaksin, Tanda Indonesia Akan Sehat Lagi

Pada dasarnya, sejak dibentuk, sel imun sudah disekolahkan di kelenjar Timus.  Sehingga, ia mampu mengenali musuhnya dengan baik. Tidak menyerang kawannya sendiri.

"Bila ada bakteri atau virus masuk, maka tubuh akan menyusun kekuatan dengan mengerahkan sel-sel imunnya dari berbagai lapisan.  Ada lapisan pertama, ada lapisan kedua dan ada lapisan ketiga sebagai benteng terakhir. Demikian Allah SWT menciptakannya dengan sangat sempurna," papar Wakil Direktur IMERI - FKUI itu.

Pasukan sel imun lapisan pertama yang paling gampang kita kenal misalnya adalah kulit. Sedemikian rupa, kulit diatur kelembabannya. Asal tahu saja, banyak sel imun di bawah jaringan kulit, yang menjadi barisan pertama pertahanan kita.

Baca juga : Kawan Vaksin Siap Disuntik Bareng Jokowi

Bila barisan pertama belum mampu mengusir musuh, maka akan dilepaskan sel-sel perantara yang akan memanggil bala bantuan. Serta melepaskan berbagai zat untuk menghancurkan musuh.

Sel-sel ini dikenal dengan sebutan 'sitokin.' Infeksi yang tidak berat, pada umumnya bisa diselesaikan di level pertama. Tapi, untuk infeksi virus (yang sifatnya di dalam sel), dia membutuhkan bala bantuan yang lebih besar untuk menghancurkan virus. Sekaligus sel yang diinfeksinya.

Apakah infeksi virus bisa sembuh sendiri ? Jawabannya tidak selalu.  Tergantung derajat infeksi. 

Baca juga : Soal Perancang Garuda Pancasila, Yayasan Sultan Hamid II Surati Presiden

Disamping itu, jenis dan jumlah virus yang menginfeksi serta tingkat ketangguhan sel imun, akan menentukan respons orang terhadap infeksi virus.

"Infeksi virus HIV misalnya, merupakan infeksi virus yang sangat berbahaya. Karena virus HIV akan merusak sel imun tubuh manusia. Sehingga, pertahanan tubuh menjadi lumpuh total.  Bisa dibayangkan, seorang penderita AIDS bisa wafat hanya karena terinfeksi tuberkulosis. Ini terjadi karena pasien AIDS telah kehilangan 100 persen daya tahan  tubuhnya," terang Prof. Budi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.