Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

WIKA Kantongi Proyek Mengelola Bandara

Minggu, 1 Agustus 2021 07:21 WIB
Gedung BUMN Wijaya Karya. (Foto : Istimewa).
Gedung BUMN Wijaya Karya. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Wijaya Karya Tbk (Perse­ro) Tbk atau WIKA bakal melaksanakan kegiatan manajemen infrastruktur bandara dan penunjangnya, untuk Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Hal ini dilakukan setelah WIKA mendapatkan penunjukan dari panitia pengadaan proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk bandara tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, masuknya perusahaan pada infrastruktur bandara ini, setelah terbentuknya konsorsium antara WIKA bersama PT Angkasa Pura I (Persero) dan Incheon International Airport Corporation, perusahaan asal Korea Selatan. Konsorsium ini mendapatkan penunjukan untuk proyek KPBU tersebut dengan masa kelola bandara ini hingga 25 tahun.

Baca juga : Kembangin Bisnis, WIKA Garap Proyek Kebandarudaraan

Namun demikian, menurut ketentuan konsorsium tersebut, perseroan diharuskan menjalankan kegiatan usaha di bidang kebandarudaraan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan penyesuaian dengan melebarkan sayapnya pada penyelenggara kebandarudaraan dan investasi.

Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, latar belakang perseroan beren­cana menjalankan kegiatan usa­ha di bidang kebandarudaraan, adalah dalam rangka pengem­bangan usaha, serta melihat potensi bandar udara.

“Sebagaimana bandara memiliki fungsi sebagai akses perhubungan internasional, yang pengelolaannya diharap­kan dapat menambah portofolio proyek strategis bagi perseroan,” tulis keterangan resmi WIKA, kemarin.

Baca juga : Latih Persija, Angelo Siap Belajar Bahasa Indonesia

Dengan masuk ke bisnis ini, perusahaan berpotensi memperoleh Omzet Kontrak (OK) konstruksi atas rights to match, dan mendapatkan pendapatan berulang (recur­ring income) selama masa kerja sama.

Selain itu, terdapat potensi aset recycling setelah Commercial Operation Date (COD) dengan nilai yang lebih be­sar dibanding price to book value. Perusahaan juga akan mendapatkan transfer knowledge dalam bisnis aviasi.

“Untuk itu, perusahaan akan meminta persetujuan peme­gang saham untuk masuk ke lini bisnis baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada Kamis (2/9) mendatang,” sebutnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.