Dark/Light Mode

Rakor Bareng Luhut Dan Nadiem

Ini Strategi Khofifah Siapkan Sekolah Tatap Muka Di Jatim

Jumat, 27 Agustus 2021 21:07 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Dok. Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Dok. Pemprov Jatim)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luhut Binsar Pandjaitan menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) terbatas, Kamis (26/8). Rakor ini merespons tingginya antusiasme masyarakat agar dibuka kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) selama PPKM untuk daerah yang berada pada level 3, 2 dan 1. Di rakor ini, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ikut memaparkan strateginya.
 
Rapat virtual dipimpin langsung Luhut. Yang ikut hadir Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian; Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; serta para Gubernur, para Pangdam, dan Kapolda seluruh Indonesia.
 
Dalam paparannya, Nadiem menjelaskan tentang dampak yang telah dirasakan sektor pendidikan akibat terlalu lamanya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Menurut Nadiem, telah terjadi ancaman penurunan capaian belajar akibat learning loss. Karena itulah, perlu segera digelarnya pembelajaran tatap muka terbatas. Khususnya untuk daerah yang berada di level 3, 2 dan 1 dengan disertai protokol kesehatan yang ketat.
 
Sementara, Budi Gunadi Sadikin memaparkan tentang perkembangan Covid-19 di Tanah Air. Termasuk pada anak usia sekolah, yang berpeluang menyebarkan ke orang tua dan keluarga lain yang dalam kondisi rentan. Oleh karena itu, Budi menekankan penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes) selama berlangsungnya pembelajaran tatap muka terbatas. Mulai dari berangkat ke sekolah sampai pulang kembali ke rumah. 
 
Giliran Khofifah, dia menekankan pentingnya vaksin bagi guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka dimulai secara terbatas bertahap. Ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru, siswa dan keluarganya serta masyarakat. Khofifah pun menekankan agar bupati/wali kota memprioritaskan pemberian vaksin kepada para siswa, khususnya SMA/SMK/MA.
 
Dalam paparannya, Khofifah menyampaikan, vaksinasi untuk guru di Jawa Timur sudah mencapai 88,48 persen untuk dosis pertama dan 77,74 persen untuk dosis kedua. Sedangkan untuk siswa SMA, SMK dan SLB, sesuai kewenangan provinsi, baru mencapai 7,79 persen untuk dosis pertama dan 1,31 persen untuk dosis kedua. “Untuk mencapai 100 persen vaksinasi untuk guru dan siswa SMA dan SMK, Jawa Timur masih membutuhkan 1,1 juta lebih dosis vaksin Covid-19,” ucap Khofifah. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.