Dark/Light Mode

Ada Varian Baru Yang Lebih Berbahaya

WHO Tidak Asbun

Senin, 30 Agustus 2021 07:45 WIB
Ilustrasi virus Corona. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi virus Corona. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kepada surat kabar Jerman, Blick, Sei Reddy juga bilang bahwa Covid-22 itu tidak punya ‘mutasi pelarian’, yang membantu menghindari kekebalan. Ini artinya, vaksin yang didapat menjadi kurang efektif dan diperlukan perubahan agar bisa melindungi populasi. Mutasi lolos juga terlihat pada beberapa varian seperti Beta.

Namun prediksi Prof Reddy diluruskan oleh wakil ketua kedokteran untuk integritas data dan analitik di Johns Hopkins Medicine, Stuart Ray. Karena belum tentu, jelas dia, virus baru yang akan muncul tahun depan itu dinamai Covid-22. Meskipun secara teori, sangat mungkin virus baru yang belum dikenali pada manusia dapat menimbulkan penyakit menular di tahun depan.

“Dan jika itu muncul pada 2022, maka kita mungkin menyebutnya Covid-22,” terangnya.

Baca juga : Varian Baru, Mesin Kecemasan Baru

Sejauh ini, setidaknya dalam sebulan terakhir, WHO belum menambahkan varian baru ke daftar pelacakan varian. Varian terakhir dalam daftar tersebut adalah varian Lambda, yang dalam beberapa studi baru disebut lebih menular dan kebal vaksin. Namun, peluang munculnya varian baru yang lebih ganas dari Delta, tidak dibantah oleh WHO.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI) Prof Tjandra Yoga Aditama tidak menampik jika ada virus yang lebih baru lagi daripada varian Delta.

“Berkembangnya berbagai varian baru bukan hanya yang Delta sekarang ini,” kata Prof Tjandra yang juga Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, dalam keterangan tertulisnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kementerian BUMN Rangkul Pertamina Berdayakan UMKM Naik Kelas

Ia melanjutkan, bahwa Emergency Committee Covid-19 WHO sudah menyatakan tentang kemungkinan akan ada varian baru lagi di waktu mendatang. “Yang mungkin saja lebih berbahaya dan sulit dikendalikan,” sambungnya.

Karena itu, perlu kerja keras, tidak kenal menyerah dan konsisten bekerja dalam waktu yang panjang. Sebab, kata dia, pandemi ini belum tahu kapan akan berakhir.

Ia juga menyoal diperlukan senjata yang tepat melawan kemunculan virus-virus baru itu. Jika ketika perang melawan penjajahan menggunakan senjata bambu runcing, maka senjata saat ini yang diperlukan adalah ilmu pengetahuan. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.