Dark/Light Mode

Ekonomi RI Lebih Baik Dari Malaysia Dan Singapura

Alhamdulillah, Kita Bangga

Kamis, 2 September 2021 08:05 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat Pembukaan dan Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2021 secara daring, Rabu (1/9/2021). (Foto: Humas Kemenkeu)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat Pembukaan dan Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2021 secara daring, Rabu (1/9/2021). (Foto: Humas Kemenkeu)

 Sebelumnya 
Sementara perekonomian Malaysia, kata dia, tumbuh 16,1 persen pada kuartal II-2021, secara nominal PDB riilnya 336 miliar ringgit Malaysia. Nilai tersebut masih di bawah 350 miliar ringgit Malaysia pada kuartal II-2019.

Hal serupa juga terjadi pada Singapura yang tumbuh 14,7 persen pada kuartal II-2021. Secara nominal, PDB riil Singapura pada Maret-Juni 2021 tercatat 119 miliar dolar Singapura, lebih rendah dari 120 miliar dolar Singapura pada tahun 2019.

Baca juga : Moeldoko Apresiasi Kerja Sama Elemen Bangsa

Menurut dia, keberhasilan Indonesia saat ini membalikkan keadaan, karena APBN bekerja sangat fleksibel. Alokasi pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional yang semua dirancang di kisaran Rp 400 triliun, kini dilebarkan menjadi Rp 774 triliun.

Anggota Komisi XI DPR, Heri Gunawan heran pemerintah terkesan membangga-banggakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih, dan masih terlalu banyak pekerjaan rumah (PR) besar menanti.

Baca juga : Hari Ini, DKI Nyumbang Lebih Dari Sepertiga Jumlah Kasus Baru

Heri lalu mengutip laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyimpulkan, ekonomi belum kembali ke jalur normal seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19. “Masih banyak PR besar yang harus diselesaikan pemerintah seperti juga diserukan BPS,” kata Heri, kemarin.

Sanada disampaikan ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Kata dia, sudah cukup membanggakan capaian kuartal II. Soalnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan. Jangan sampai pemerintah terlena.

Baca juga : Disuntik Vaksin AstraZeneca, Sandi: Alhamdulillah, Nggak Ada Keluhan

Bhima menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk membusungkan dada. Soalnya ekonomi kuartal III dan IV-2021 diprediksi akan melambat gara-gara angka pengangguran dan kemiskinan yang berpotensi naik akibat PPKM. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.