Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Sumber Uang Suap Meikarta

Komisioner KPK: Rasa-rasanya Nggak Mungkin Dari Kantong Pribadi

Kamis, 1 November 2018 15:15 WIB
Foto: Radar Bekasi
Foto: Radar Bekasi

RM.id  Rakyat Merdeka - KPK terus menelusuri keterlibatan Lippo Group sebagai korporasi dalam kasus suap perizinan Meikarta. Komisi antirasuah menduga, uang suap yang diberikan ke Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, tidak berasal dari kantong pribadi Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. “Waduh kalau sumber uangnya, tentunya penyidik yang lebih tahu. Tapi rasa-rasanya, kalau untuk urusan perusahaan, nggak mungkin kan keluar dari kantong pribadi,” jawab Alex saat ditanya wartawan di gedung KPK, hari ini. 

Penyidik, tutur Alex, akan mendalami soal sumber dana ini. Tetapi, Alex kembali membeberkan dugaannya bahwa uang suap itu kemungkinan berasal dari perusahaan. “Secara logika saja, kalau saya sebagai pengurus satu perusahaan dan bekerja atas nama dan kepentingan perusahaan, ya saya nggak mau lah keluar dari kantong sendiri, kan seperti itu,” seloroh bekas hakim adhoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) ini. 

Hari ini, KPK memeriksa dua petinggi Lippo Group dalam kasus suap perizinan Meikarta ini. Keduanya adalah Direktur Keuangan PT Lippo Cikarang Soni dan Direktur Keuangan PT Lippo Karawaci Richard Setiadi. Mereka diperiksa sebagai saksi bagi Billy Sindoro. Selain Soni, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan ajudan Bupati Bekasi Marfuah Affan, Dinas BPMPTSP Kabupaten Bekasi Matalih, Kabid PSDA Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Daniel, Kasi Pemanfataan Ruang Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat Yani Firman, dan petinggi Siloam Joseph Christoper Mailool. 

Baca juga : Diperiksa Perdana Sebagai Tersangka, Taufik Kurniawan Mangkir

Sebelumnya, KPK memeriksa CEO Lippo Group James Riady pada Selasa (30/10) . Dia diperiksa lebih dari 8 jam, sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.42 WIB. James mengaku dicecar 59 pertanyaan oleh penyidik komisi antirasuah. “Mencakup segala hal dan saya memberikan semua itu dengan penuh kooperatif dan mendukung KPK dengan prosesnya,” ujar James yang mengenakan setelan formal kemeja biru muda dibalut jas hitam, senada dengan celana bahan dan sepatu pantofelnya. 

James memuji penyidik KPK yang disebutnya bertindak profesional dan ramah. Dia pun berjanji akan terus bersikap koperatif dan mendukung KPK dalam menjalankan tugasnya. “Dan setiap saat pun saya bersedia untuk memberikan pernyataan lagi,” janjinya.  Soal perizinan proyek Meikarta, James mengaku tidak tahu menahu dan tidak terlibat. Tapi, dia mengaku pernah bertemu Neneng pada akhir tahun lalu. James yang ketika itu sedang berada di Lippo Cikarang, diberitahu bahwa Neneng baru melahirkan. Dia kemudian diajak ke rumah bupati asal Partai Golkar itu. 

“Saya mampir ke rumah beliau mengucapkan selamat. Tidak ada pembicaraan lain. Tidak ada pembicaraan izin, tidak ada pembicaraan mengenai bisnis atau apa pun dengan beliau. Nah itu yang sudah saya memberikan pernyataan,” tandasnya.  James kemudian berjalan menuju mobil Land Cruiser yang menunggunya beberapa meter dari pelataran kantor KPK, dengan kawalan ketat petugas keamanan KPK dan personel kepolisian. ]

Baca juga : Jejak Digital Cucu Bung Hatta Dibongkar

Terpisah, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyebut, penyidik memanggil James karena dia berhubungan dengan berkas perkara yang ditangani. Pertama, keterangan-keterangan saksi tersebut untuk menguatkan tuduhan yang diberikan yang ditersangkakan kepada para tersangka. Kedua, adalah kemungkinan pengembangan penyidikan. “Apakah ada sangkut-pautnya, itu biasanya yang selalu dilakukan oleh penyidik,” ujar Basaria di Gedung KPK, kemarin. 

James yang merupakan CEO Lippo Group yang membawahi Meikarta, digali penyidik soal batas-batas kewenangannya. “Apakah di dalam mengeluarkan jumlah uang misalnya sekian miliar itu, harus sepengetahuan beliau atau ada kewenangan yang diberikan bisa kepada tingkat direktur,” imbuhnya. Selain memeriksa James, kemarin KPK juga memeriksa Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang sudah jadi tersangka dalam kasus ini. Neneng yang diperiksa selama 7 jam mengaku pernah bertemu dengan James. Apa yang dibahas bersama James? “Bicara umum aja,” ujar Neneng. Wartawan kembali mencecarnya. “Soal Meikarta?”. Neneng tak menjawab. Tapi dia tampak menganggukkan kepalanya. 

Jubir KPK Febri Diansyah membenarkan, salah satu yang didalami penyidik dari pemeriksaan James  adalah soal pertemuan bos Lippo itu dengan Bupati Neneng. “Mulai dari pertemuan dengan Bupati, baik peristiwa ataupun pembicaraan yang dilakukan terkait apa, dan diklarifikasi sejauh mana kontribusi Lippo sebagai korporasi dalam proyek Meikarta,” ungkap Febri, semalam. “Sejauh mana Lippo membiayai proyek Meikarta,” imbuhnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.