Dark/Light Mode

Luhut: Kebebasan Berekspresi Harus Disertai Etika Dan Tanggung Jawab

Rabu, 22 September 2021 11:53 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbagi cerita soal lingkungan kerjanya, yang rata-rata terpaut usia jauh dengannya.

"Di kantor, kalau boleh dibilang, saya adalah yang paling tua di antara seluruh staf yang mendampingi dan membantu pekerjaan saya," ungkap Luhut via laman Instagramnya, Rabu (22/9).

"Mereka semua adalah anak-anak muda, yang bisa dibilang punya aset berharga yaitu energi dan semangat yang besar, untuk bekerja lebih dari saya. Sedangkan saya, dengan usia yang tak lagi muda ini, hanya punya pengalaman hidup yang lebih banyak ketimbang mereka," sambung menteri yang akan berulang tahun ke-74 pada 28 September mendatang.

Namun, perbedaan itu tidak memunculkan masalah.

Baca juga : Bamsoet: Esensi Demokrasi Kebebasan Berekspresi Yang Bertanggung Jawab

"Justru sebaliknya, pekerjaan semakin terasa menyenangkan. Kami seringkali ngobrol tentang isu-isu terkini yang sedang "viral" di media sosial maupun televisi," papar Luhut.

Biasa Dikritik

Komandan PPKM Jawa Bali itu menilai, kebiasaan tersebut menjadikan hubungannya dengan para staf menjadi tak berjarak.

Ketika bekerja, tak jarang mereka berdebat, saling mengkritik, dan berdiskusi panjang untuk membahas sebuah permasalahan.

Baca juga : DPR Berikan Apresiasi Kepada Pemerintah Papua Dan Papua Barat

"Saya tentu sangat terbiasa dengan kritik dan masukan dari siapa pun, tanpa pandang usia, Bahkan status sosial," tutur Luhut.

Tak terhitung, berapa kali Luhut kerap diminta untuk tampil di sebuah acara dialog. Baik itu di televisi, maupun pada acara kekinian seperti podcast yang tayang di kanal Youtube public figure.

"Saya cukup senang dengan kehadiran banyaknya tayangan digital acara dialog. Dari acara itu, para pejabat bisa mendengar kritikan dan saran dari masyarakat. Dengan catatan, setiap kritik dan masukan pasti memiliki hal masuk akal yang melatarbelakanginya," bebernya.

Seringkali, Luhut juga menerima kritik dari orang yang dikenal dekat.

Baca juga : Lestari: Perempuan Harus Melek Dan Terjun Ke Politik

"Saya sering katakan, jika ingin mengkritik, mari kita duduk bersama dan berdialog. Tak elok rasanya, ketika kita ingin mengkritik, tetapi kita tidak berbicara langsung kepada yang kita tuju. Alih-alih meminta klarifikasi, malah membicarakan hal yang belum juga jelas dan benar faktanya. Apalagi, hal tersebut dilakukan oleh orang yang pernah saya temui beberapa kali," papar Luhut.

Penyesatan Opini

Belakangan, Luhut mengaku banyak menemukan penyesatan opini, sebaran fitnah dan kebohongan, serta tuduhan tak berdasar yang dialamatkan kepada suatu orang/lembaga, disebar di media sosial.

"Beberapa kiriman tautan yang dibagikan oleh kolega/rekan saya via WhatsApp group, maupun private chat terkait kabar-kabar fitnah tak berdasar, dialamatkan kepada beberapa menteri, termasuk saya sendiri. Dengan judul yang penuh dengan penyesatan opini. Konten tersebut tersebar secara masif di media sosial," terang Luhut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.