Dark/Light Mode

Luhut: Kebebasan Berekspresi Harus Disertai Etika Dan Tanggung Jawab

Rabu, 22 September 2021 11:53 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Perbedaan Adalah Berkah

Sejujurnya, Luhut mengaku tak pernah mempermasalahkan pendapat orang lain terhadap dirinya. Karena ia memahami, perbedaan pendapat itu pasti ada.

"Inilah berkah Tuhan Yang Maha Esa, yang sesungguhnya. Terlebih, kita tinggal di negara demokrasi, yang menghargai kebebasan berpendapat," ujarnya.

Namun, Luhut mengingatkan, kebebasan berpendapat dan berekspresi harus disertai etika dan bertanggung jawab.

Baca juga : Bamsoet: Esensi Demokrasi Kebebasan Berekspresi Yang Bertanggung Jawab

"Berangkat dari hal tersebut, keinginan saya amatlah sederhana. Saya berharap, sebagai bangsa yang bermartabat karena perbedaan pendapat, sudah sepantasnya kita menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab pada saat mengemukakan pendapat dan ekspresi," tutur Luhut.

"Saya ingin mengajak untuk sedikit merenungi beberapa hal. Apakah dengan dalih kebebasan berekspresi dan berpendapat, kita bebas untuk menyerang pribadi pihak tertentu lewat penyesatan opini? Apakah layak ketika seseorang yang berpendidikan, menyampaikan sebuah riset dan laporan dari suatu lembaga, namun tidak melakukan cross-check dan klarifikasi kepada pihak yang dimaksud dalam riset/laporan tersebut?" lanjutnya.

Tuduhan Tak Berdasar

Lulusan Akademi Militer tahun 1970 ini mengaku tak habis pikir dengan tuduhan yang tak berdasar dibuat oleh mereka sendiri. Mengapa yang dituduh selalu harus mengklarifikasi, sementara yang menuduh tidak pernah ditantang untuk mengklarifikasi?

Baca juga : DPR Berikan Apresiasi Kepada Pemerintah Papua Dan Papua Barat

Menurutnya, itu adalah sebuah bentuk cacat logika dan perbuatan yang tak beretika.

"Apa yang saya lakukan hari ini, sudah sangat saya pikirkan secara matang. Hingga sampai pada satu kesimpulan, bahwa saya berniat untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terutama para generasi muda, agar belajar menjadi warga negara yang baik. Berani bertanggung jawab, terhadap segala pendapat dan ekspresi yang kita utarakan kepada orang lain," pesan Luhut.

Alumni National Defense University dan George Washington University AS itu mewanti-wanti, agar kita mampu bersikap ksatria. Dengan meminta maaf, ketika kita merasa melakukan kesalahan. Baik itu lewat perbuatan maupun perkataan.

"Meminta maaf tidak lantas membuat kita menjadi rendah, dan memberi maaf tidak lantas membuat kita terlihat lemah. Mari kita gunakan cara-cara yang beradab dalam menyampaikan pendapat dan berekspresi, dengan tidak menggiring opini menyesatkan yang dapat menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat," jelas Luhut.

Baca juga : Lestari: Perempuan Harus Melek Dan Terjun Ke Politik

Ia menegaskan, semua boleh bicara apa pun untuk mengkritik siapa pun, selama menggunakan data yang dapat diuji bersama-sama. Sepanjang tidak menyebarkan fitnah, kebohongan, dan menyesatkan opini yang mengakibatkan ujaran kebencian kepada orang/kelompok tertentu.

"Bukankah dengan menyebarkan opini sesat hingga memercikkan api kebencian kepada seseorang, kita sama saja tidak mensyukuri berkah Tuhan Yang Maha Esa, yang diberikan kepada bangsa kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika?" pungkas Luhut. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.