Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat: Aneh Ada Survei Calon Panglima TNI

Kamis, 7 Oktober 2021 14:03 WIB
Marsekal Fadjar Prasetyo (KSAU), Jenderal Andika Perkasa (KSAD), dan Laksamana TNI Yudo Margono (KSAL). (Foto: Ist)
Marsekal Fadjar Prasetyo (KSAU), Jenderal Andika Perkasa (KSAD), dan Laksamana TNI Yudo Margono (KSAL). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mempertanyakan adanya survei calon Panglima TNI oleh Setara Institute. Di dalam survei tersebut menempatkan salah satu calon Panglima TNI sebagai calon terkuat.

"Kok bisa-bisanya ada survei calon Panglima TNI," ujarnya kepada wartawan, Kamis (7/10).

Ubedilah menilai, adanya survei calon Panglima TNI menunjukkan ada logika yang aneh dalam hiruk pikuk rencana pergantian Panglima TNI bulan depan. Karena, pergantian Panglima TNI bukan ditentukan oleh pilihan publik tetapi pilihan Presiden dan persetujuan DPR. Untuk itu survei calon Panglima TNI sangat aneh.

"Maaf, survei calon panglima TNI ini menurut saya aneh. Apalagi secara metodologis menggunakan metode pengumpulan sampel secara purposif atau purposive sampling. Responden survei juga disebut 100 ahli yang telah dipilih, tetapi tidak disebutkan siapa saja," tuturnya.

Ubedilah menegaskan, pergantian Panglima TNI adalah hal biasa dan sudah rutin terjadi. Apalagi TNI juga memiliki mekanisme sirkulasi elite yang sudah mapan dan tinggal diikuti saja.

Baca juga : Menaker: JHT Adalah Program Jangka Panjang

Mekanisme sirkulasi elit TNI berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 disebutkan bahwa Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari setiap matra angkatan.

"Karena itu, Panglima TNI biasanya dijabat secara bergilir oleh tiap perwira dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Kali ini sesungguhnya hak Kepala Staf Angkatan Laut," jelasanya.

Ubedilah menilai, walaupun yang mengetahui persis soal motif dari survei untuk pergantian Panglima TNI, namun, publik berhak bertanya soal survei calon panglima tersebut. Apalagi Setara Institute yang tiba-tiba melakukan survei untuk pergantian Panglima TNI.

"Secara akademik saya mencermati survei Setara Institute kali ini telah menurunkan kredibilitasnya sendiri. Menurut saya sebaiknya lembaga survei perlu membaca secara jeli mana isu yang layak untuk di survei dan tidak merusak kredibilitas lembaga riset," tegasnya.

Sekadar informasi, Setara Institute melakukan survei dan menempatkan salah satu calon Panglima TNI sebagai calon terkuat mengungguli calon lainnya. Survei ini dilakukan Setara Institute menggunakan metode purposif atau purposive sampling.

Baca juga : Pengamat Sentil Legislator Gagal Paham Soal Bakamla

Responden survei ini merupakan 100 ahli yang telah dipilih dan ditetapkan dengan klasifikasi yang spesifik dan relevan dengan penelitian ini, yakni mereka ahli pada isu pertahanan dan keamanan (Hankam), serta hak asasi manusia (HAM).

Dalam penelitian yang dilakukan 20 September 2021 - 1 Oktober 2021 terdapat lima indikator yang dinilai, yakni aspek integritas, akseptabilitas, kapabilitas, responsivitas dan kontinuitas.

Kelima indikator tersebut secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa integritas adalah sifat atau keadaan pada seseorang yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga orang tersebut memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan serta kejujuran.

Akseptabilitas adalah tingkat diterimanya seseorang di lingkungannya dan masyarakat. Kapabilitas adalah kemampuan, kecakapan, kepandaian dan kesanggupan seseorang, dalam hal ini dalam menerima suatu tanggung jawab.

Responsifitas adalah kecepatan seseorang dalam merespon atau memberi tanggapan pada suatu kejadian. Serta kontinuitas adalah tingkat kesinambungan dan keterlanjutan seseorang dalam melaksanakan sesuatu.

Baca juga : BPIP: Anak Muda Berperan Dalam Mempersatukan Bangsa

Melalui definisi tersebut, yang menjadi pertanyaan apakah survei tersebut dilaksanakan dengan benar dan valid. Karena bila dinilai dari indikator pertama saja, calon terkuat dari survei ini sudah bisa terjungkal karena sempat alpa melaporkan kekayaannya beberapa kali. Kembali mengutip pernyataan Ubedilah, lembaga survei hendaknya berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

"Jangan sampai menghancurkan kredibilitasnya demi melaksanakan survei yang memang semestinya tidak perlu dilaksanakan. Karena pemilihan Panglima TNI adalah hak preogratif Presiden dan bukan pemilu," pungkasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.