Dark/Light Mode

Perebutan Kursi Bos NU Memanas

Kiai Said 3 Periode Menuai Perlawanan

Jumat, 8 Oktober 2021 07:50 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj tiba di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, kemarin, untuk menghadiri Ngaji Kamis Legi yang diikuti alumni Lirboyo se-Jawa Timur. (Foto: Antara/Prasetia Fauzani)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj tiba di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, kemarin, untuk menghadiri Ngaji Kamis Legi yang diikuti alumni Lirboyo se-Jawa Timur. (Foto: Antara/Prasetia Fauzani)

 Sebelumnya 
“Pada dasarnya, seorang pemimpin yang berhasil itu, adalah yang bisa melahirkan pemimpin lagi. Sehingga perlu regenerasi,” kata KH Anwar kepada Rakyat Merdeka, belum lama ini.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen punya pandangan berbeda. Ia tak keberatan dengan wacana 3 periode Kiai Said. Karena tidak ada larangan di dalam AD/ART PBNU.

“Masa jabatan ketua umum itu kita bisa lihat di AD/ART seperti apa,” kata sosok yang karib disapa Gus Nabil ini, tadi malam.

Baca juga : Percepatan Waktu Tempuh Kereta Wujud Peningkatan Pelayanan KAI

Bos perguruan pencak silat NU itu tak mau ambil pusing terhadap dinamika calon Ketum PBNU yang terjadi jelang Muktamar. Baginya, dinamika tersebut wajar terjadi. “Siapapun kader mau mencalonkan diri, silakan saja. Ini kan bagian dari dinamika berdemokrasi,” ujarnya.

Selain Kiai Said, Muktamar ke-34 PBNU yang akan digelar pada 23-25 Desember di Lampung itu, juga memunculkan nama calon ketum lain. Mulai dari Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Marzuki Mustamar, Ketua PBNU Marsudi Suhud, hingga ulama kharismatik Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha .

Seperti ramainya survei capres, survei siapa yang layak jadi bos NU juga ada surveinya. Salah satunya dirilis Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), kemarin. Indostrategic melakukan survei pada 23 Maret-5 April 2021. Hasilnya, Marzuki Mustamar menempati posisi teratas dengan tingkat keterpilihan sebesar 24,7 persen. Disusul Kiai Mutawakkil Alallah 22,2 persen. Kemudian Kiai Said Aqil dengan 14,8 persen.

Baca juga : Puan Minta Rencana Kenaikan Tukin TNI 80 Persen Segera Direalisasikan

“Lalu, ada nama Gus Baha di angka 12,4 persen,” kata Direktur Eksekutif Indostrategic, Khoirul Umam dalam keterengan tertulisnya, kemarin.

Menurut Umam, masuknya Gus Baha dalam bursa calon ketum PBNU, menunjukkan keinginan warga NU untuk regenerasi kepemimpinan. Selain itu, Gus Baha juga dinilai sebagai jawaban atas tradisi intelektual pesantren yang luntur beberapa waktu terakhir.

“Media exposure Gus Baha di berbagai chanel media sosial belakangan ini juga menambah literasi keilmuan sekaligus popularitas nama Gus Baha di kalangan warga Nahdliyin secara general, khususnya Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur,” jelasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.