Dark/Light Mode

Wacana Pelabelan Bebas BPA Di Kemasan Makanan Makin Kencang

Jumat, 8 Oktober 2021 21:04 WIB
Label bebas BPA (Foto: Istimewa)
Label bebas BPA (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah menyusun kebijakan pelabelan Bisfenol A (BPA) pada kemasan makanan dan minuman, termasuk air minum dalam kemasan (AMDK). Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang mengatakan, pihaknya sedang menyusun policy brief tentang pengkajian risiko BPA, sesuai dengan standar yang dimulai dari pembahasan review persyaratan produk. 

Pengkajian dilakukan dengan menguji kandungan BPA dalam kemasan dan menghitung paparannya untuk mengetahui apakah kandungan tersebut masih dalam batas aman atau tidak bagi konsumen. Terutama yang termasuk dalam kelompok rentan. 

Baca juga : Persaingan Ekspor Batik Makin Ketat

“Nantinya akan tersusun policy brief pengkajian risiko BPA dalam AMDK dan penilaian kembali batas maksimal migrasi BPA pada kemasan galon plastik,” kata Rita, dalam diskusi virtual bertajuk "Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA"  Kamis (7/10). 

Dalam diskusi yang sama, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendorong adanya kemasan pangan berbahan baku plastik yang semakin ramah terhadap lingkungan, dan mempunyai standar keamanan bagi kesehatan yang makin tinggi serta zero impact terhadap kesehatan manusia. 

Baca juga : Guru Besar Undip Dan ITB Pastikan Air Kemasan Galon Guna Ulang Aman

YLKI memberikan beberapa catatan penting terkait hal itu. Pertama, Pemerintah sebaiknya mengontrol dan mengawasi keamanan kemasan dan memberikan sanksi yang tegas jika ada produsen yang tidak melengkapi label keterangan keamanan kemasan. Kedua, konsumen sebaiknya mencari tahu lebih dalam mengenai label tara pangan dan kode plastik. “Sebaiknya konsumen bisa lebih kritis dan bijak memilih produk yang memiliki kelengkapan label keterangan keamanan kemasan,” ujarnya. 

Ketiga, produsen dan distributor sebaiknya dapat mencantumkan label tara pangan dan keterangan kode plastik sebagai transparansi informasi keterjaminan mutu kepada konsumen. 

Baca juga : Ekonomi Pancasila Atasi Kemiskinan Dan Kesenjangan

Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru Wicaksono Sudoyo mengemukakan, BPA dicurigai berpotensi memberikan kontribusi pada perkembangan kanker dalam tubuh manusia. Dengan demikian, menjadi penting untuk memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh. 

Aru Wicaksono pun mengajak berbagai pihak untuk menyadarkan masyarakat melek informasi (well informed) mengenai bahaya kesehatannya. “Tugas kita adalah menyadarkan dan mengedukasi masyarakat,” ujarnya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.