Dark/Light Mode

Ekonomi Terkini

Di Atas Kertas Sih, OK!

Sabtu, 16 Oktober 2021 08:25 WIB
Kepala BPS, Margo Yuwono. (Foto: Humas BPS)
Kepala BPS, Margo Yuwono. (Foto: Humas BPS)

 Sebelumnya 
Infonya, lebih banyak yang ingin menjual rumah ketimbang membelinya. Bahkan, mereka sampai banting harga. Yang jualan pun tak segan membuat gimik: dijual murah, lagi BU: butuh uang. Bisa dicek langsung di aplikasi atau situs-situs jual beli rumah.

Fenomena berikutnya, tingkat kemiskinan ekstrem. Secara nasional, daerah yang masuk ke dalam tingkat kemiskinan ektrem ada tujuh provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Angka pengangguran juga meningkat. Seperti di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Sleman, Jambi, Situbondo, Bekasi, Semarang, Jember, Surabaya, Banjar, Tangerang Selatan, dan Banten.

Baca juga : BNI Perkuat Bisnis Pelumas Pertamina

Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno coba mengulas anomali ini. Menurutnya, ekonomi Indonesia terluka akibat pukulan ganda: pandemi dan resesi. “Kini luka itu mulai sembuh, dan mudah-mudahan segera pulih. Sehingga pada waktunya sudah siap berlari kencang,” katanya.

Dengan kondisi di lapangan saat ini, Hendrawan memprediksi pertumbuhan di triwulan III sekitar 2-3 persen. Hal itu diakibatkan penerapan PPKM ketat pada Juli-Agustus. Ia memprediksi, ekonomi akan lebih tinggi di bulan Oktober-Desember. Sehingga secara keseluruhan di rentang 3,5-4,2 persen.

“Kali ini ada boom ekspor komoditas. Ini merupakan angin buritan yang mendorong ekonomi bergerak. Mudah-mudahan kredit ke sektor usaha produktif mengalir. Ini akan menjadi penghela sektor lain, sekaligus menyerap tenaga kerja,” cetus kader banteng ini.

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, RI-Taiwan Kerja Sama Industri

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira memprediksi, pertumbuhan ekonomi di kisaran 3 persen. Hal itu dikarenakan pelonggaran ekonomi mampu mendorong mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan, meski terbatas.

Bhima mencatat, ada pemulihan konsumsi domestik didorong kelas menengah atas. Sementara kelas menengah bawah cenderung menahan belanja menunggu perbaikan sisi pendapatan.

Kinerja ekspor cukup positif dengan catatan surplus perdagangan yang tinggi di Agustus 2021 sebesar 4,7 miliar dolar AS. Permintaan dari negara mitra dagang utama seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat jadi kunci momentum ekspor. “Harga komoditas juga melanjutkan booming dan ini angin segar bagi ekspor dalam jangka pendek,” ulasnya.

Baca juga : Ekonomi Pancasila Atasi Kemiskinan Dan Kesenjangan

Hanya saja, Bhima menganggap realisasi belanja pemerintah belum memuaskan karena relatif lambat di beberapa pos. Seperti serapan anggaran kesehatan dan program perlindungan sosial. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.