Dark/Light Mode

Ekonomi Terkini

Di Atas Kertas Sih, OK!

Sabtu, 16 Oktober 2021 08:25 WIB
Kepala BPS, Margo Yuwono. (Foto: Humas BPS)
Kepala BPS, Margo Yuwono. (Foto: Humas BPS)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di atas kertas, perekonomian Indonesia sudah ok. Tapi, di lapangan jumlah pengangguran masih tinggi dan banyak orang kaya yang jual propertinya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor September 2021 hanya 16,23 miliar dolar AS. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impornya tembus 40,31 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, data tersebut menunjukkan ekonomi nasional kembali bergairah. “Ada geliat ekonomi, karena permintaan dalam negeri meningkat. Ini bahkan tercermin dari peningkatan impor kon sumsi, impor barang modal, dan impor bahan baku,” tutur Margo saat jumpa pers, kemarin.

Baca juga : BNI Perkuat Bisnis Pelumas Pertamina

Impor barang konsumsi tercatat 1,79 miliar dolar AS atau melesat hingga 59,66 persen. Sedangkan impor bahan baku atau penolong tercatat 12,09 miliar dolar AS atau naik 45,46 persen. Begitu juga impor barang modal tercatat 2,35 miliar dolar AS atau naik 10,07 persen.

Angka yang menunjukkan perbaikan lainnya adalah daya beli buruh tani, bangunan, potong rambut wanita, hingga asisten rumah tangga (ART) meningkat pada September 2021. Peningkatan daya beli didongkrak oleh pendapatan yang lebih tinggi dari laju inflasi atau kenaikan harga kebutuhan pokok.

Margo mencatat daya beli buruh tani yang tergambar dari upah riil naik 0,25 persen dari Rp 52.750 menjadi Rp 52.882 per hari pada bulan lalu. “Upah riil naik karena indeks konsumsi rumah tangga pada September kemarin deflasi. Maka upah buruh riilnya terjadi peningkatan,” urainya.

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, RI-Taiwan Kerja Sama Industri

Selain karena penurunan harga kebutuhan pokok, daya beli buruh tani meningkat lantaran upah nominal yang menggambarkan pendapatan terkerek. Tercatat upah nominal naik 0,11 persen dari Rp 56.902 menjadi Rp 56.962 per hari.

Selain buruh tani, BPS juga mencatat ada kenaikan daya beli buruh bangunan. Yakni sebesar 0,05 persen menjadi Rp 85.630 per hari. Hal ini terjadi karena pendapatan mereka naik 0,01 persen menjadi Rp 91.226 per hari.

Begitu juga dengan buruh potong rambut wanita, di mana upah nominal naik 0,06 persen menjadi Rp 29.155 per kepala dan upah riil tumbuh 0,1 persen menjadi Rp 27.367 per kepala. Tak ketinggalan dengan para ART. Upah riil mereka naik 0,13 persen menjadi Rp 399.624 per bulan dan upah nominal meningkat 0,09 persen menjadi Rp 425.736 per bulan.

Baca juga : Ekonomi Pancasila Atasi Kemiskinan Dan Kesenjangan

Sekilas, indikator tersebut meyakinkan kita bahwa pemulihan ekonomi tengah berlangsung. Tapi faktanya, baik yang miskin maupun yang kaya, sama-sama kena getahnya. Anomali pun muncul. Tepatnya, saat rumah mewah dijual-jualin. Seperti di Menteng, Pondok Indah, Andara, Cinere, Depok, atau Jati Baru.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.