Dark/Light Mode

Kemal Ataturk Mau Jadi Nama Jalan Di Menteng

Anies Digoyang Karib Tersayang

Senin, 18 Oktober 2021 08:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Tedy Kroen/RM)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto: Tedy Kroen/RM)

 Sebelumnya 
Selama ini, Kemal Ataturk punya pemikiran yang sesat dan menyesatkan. Terlebih, MUI pernah mengeluarkan fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama pada 2015 lalu. Intinya menyatakan bahwa Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Anwar mengklaim bahwa Ataturk merupakan seorang tokoh yang telah mengacak-acak ajaran Islam. Ia menilai banyak hal yang sudah dilakukan Ataturk bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Alquran dan sunah. “Jadi, Ataturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekuler. Yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju,” beber Anwar.

Baca juga : Pertamina Ajak Masyarakat Melek Energi Baru Terbarukan

Menurut dia, langkah pemerintah yang hendak mengabadikan nama Ataturk sama saja menyakiti hati umat Islam Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki dasar negara Pancasila yang menjunjung Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Oleh karena itu, kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibu Kota Jakarta, hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam,” pungkasnya.

Baca juga : Jurnalis Maria Ressa Dan Dmitry Muratov Diganjar Nobel Perdamaian

Lantas siapa sebenarnya Ataturk? Mustafa Kemal Ataturk merupakan presiden pertama Turki yang dikenal sekuler dan nasionalis. Menurut Wikipedia, kebijakan dan teori tentang politiknya disebut Kemalisme. Mustafa Kemal adalah tokoh penting dalam Perang Kemerdekaan Turki.

Perwira militer ini berhasil menjadikan Turki sebagai negara merdeka dan bebas dari tentara Sekutu. Kemal juga merupakan perintis negara modern sekuler dan demokratis Turki yang sebelumnya merupakan Kesultanan Ustmaniyah.

Baca juga : Apes Bener, Presiden Prancis Dilempar Telur

Majelis Agung Turki menyebut Mustafa Kemal sebagai bapak bangsa negara tersebut. Dari situlah nama belakang Mustafa Kemal kemudian ditambah dengan kata “Ataturk”, yang berarti “Bapak Bangsa Turki”. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.