Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak Rp 850,1 triliun, bea dan cukai Rp 182,9 triliun, serta PNBP Rp 320,8 triliun. Sementara, belanja negara telah mencapai Rp 1.806,8 triliun hingga akhir September 2021 atau 65,7 persen dari target APBN Rp 2.750 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, belanja negara ini mengalami kontraksi 1,9 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp 1.841,3 triliun. Pasalnya belanja non Kementerian/Lembaga (K/L) terkontraksi 8,3 persen yaitu Rp 531,3 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 579,5 triliun.
Baca juga : Membaca Tren Kelas Menengah Kaum Santri
Untuk belanja K/L mencapai Rp 734 triliun, tumbuh 16,1 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 632,2 triliun.
Realisasi belanja juga berasal dari Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp 541,5 triliun yang merupakan 68,1 persen dari pagu Rp 795,5 triliun namun terkontraksi 14 persen dari Rp 557,35 triliun pada periode sama tahun lalu. TKDD terdiri dari transfer ke daerah Rp 491,3 triliun yang terkontraksi 14,1 persen dan dana desa terealisasi Rp 50,2 triliun atau terkontraksi 13 persen.
Baca juga : Menpora Jempolin Kerja Keras Jojo Cs Raih Piala Thomas 2020
Bukan hanya kocek negara yang masih aman. Ia bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 bisa tembus di kisaran 4,3 persen. Angka itu ditopang sektor konsumsi yang masih kuat, bergairahnya investasi, kinerja ekspor yang didorong tren harga komoditas, dan pemulihan yang merata di berbagai wilayah.
“Kinerja ekonomi kita dengan perbaikan ini memberikan suatu optimisme untuk merevisi kuartal ketiga. Memang dibanding kuartal kedua menurun,” tutur Sri Mulyani.
Baca juga : KPK: Sabar, Kami Masih Kumpulkan Bukti-Bukti
Hitungannya, pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2021 mencapai 4,0 persen. Ia yakin di kuartal IV, pertumbuhan bakal rebound, bahkan lebih baik lagi. Hal itu dipengaruhi kegiatan ekonomi di negara mitra dagang, seperti China, Amerika Serikat, dan Eropa.
Selain itu, berbagai indikator dini perekonomian nasional mengalami peningkatan kembali pada September 2021. Di antaranya PMI Manufaktur kembali memasuki zona ekspansif di angka 52,2 meningkat dari 43,7 pada Agustus.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya