Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peneliti CIPS Sebut Sektor Pendidikan Paling Terdampak Covid-19

Jumat, 29 Oktober 2021 22:44 WIB
Foto ilustrasi. Siswa belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. (F: shutterstock)
Foto ilustrasi. Siswa belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. (F: shutterstock)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti Lembaga kajian dan advokasi Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Latasha Safira mengemukakan pendidikan adalah sektor yang paling terkena dampak negatif dari pandemi Covid-19.

"Selama 18 bulan, sekolah dijalankan melalui pembelajaran jarak jauh untuk mencegah penyebaran virus. Tetapi terbukti bahwa dalam kasus mayoritas, belajar siswa kurang efektif sebagai pedagogi pembelajaran di Indonesia,” kata Latasha Safira melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat malam (19/10/2021).

Menurut Latasha berbagai organisasi telah melaporkan terjadinya learning loss, di mana siswa ‘kehilangan’ pengetahuan dan keterampilan akademik akibat pembelajaran jarak jauh.

Bahkan, Bank Dunia memperkirakan siswa di Indonesia kehilangan sekitar 0,9 tahun pembelajaran.

Indonesia, ujar Latasha, harus membangun ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap tekanan serta gangguan.

Baca juga : Bos ISEI Beberin 5 Tantangan Utama Perekonomian Pasca Pandemi Covid-19

Meredanya pandemi akhir-akhir ini, sebaiknya dimanfaatkan untuk mencoba memperbaiki semua kelemahan ekosistem pendidikan di Indonesia dalam memberikan pembelajaran, terutama jarak jauh.

Ia menyebutkan contoh perlunya konektivitas internet yang merata di seluruh nusantara. Dan juga distribusi perangkat pendidikan terkait seperti laptop, pelatihan guru agar dapat membimbing siswa tanpa tatap muka dan pengembangan keterampilan dasar dan transferable.

Menurutnya, banyak siswa yang tertinggal dalam pelajarannya karena mereka tidak dapat mengakses koneksi internet yang stabil atau perangkat yang dibutuhkan dalam PJJ.

"Sedangkan guru-guru juga kesulitan untuk mengadopsi pembelajaran berbasis teknologi karena mereka tidak memiliki keterampilan digital yang diperlukan,” tandasnya.

Latasha juga menambahkan pentingnya pengembangan critical thinking, serta komunikasi dan keterampilan digital agar siswa mudah beradaptasi dan bisa tetap semangat belajar dari rumah.

Baca juga : 100 Ahli Minta FCTC Ubah Pendekatan Pengendalian Tembakau

Ia juga menekankan pentingnya kebijakan dan investasi untuk mendukung kesiapsiagaan sektor pendidikan dalam menyikapi perubahan mendadak.

Kemitraan Pemerintah dan swasta akan dapat mengatasi berbagai kelemahan ekosistem pendidikan, termasuk dalam mempersempit digital divide serta dalam mendukung sekolah dalam  menerapkan langkah-langkah persiapan dan mitigasi.

Menurutnya, kurikulum sekolah di setiap tingkat harus memfasilitasi perkembangan keterampilan dasar dan transferable bagi siswa, serta bersifat adaptif, mampu menerapkan pembelajaran, baik secara tatap muka maupun jarak jauh, dengan efektif.

"Juga dibutuhkan upaya terstruktur untuk memastikan guru-guru terbekali dengan keterampilan pedagogi berbasis digital," katanya.

Tidak kalah penting lanjut dia, adalah perlunya sekolah meningkatkan engagement dengan orang-tua, agar mereka juga siap untuk membimbing anak-anaknya sebagai guru kedua di rumah.

Baca juga : Disupervisi KPK, Kasus Korupsi Pengadaan Benih Bawang Merah Sudah Di-SP3

Tidak semua orangtua siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.

Dengan ekosistem yang tangguh dan siap kata Latasha, waktu tidak akan terbuang untuk merombak dan mengatur logistik transisi metode pembelajaran ketika harus beralih ke PJJ atau sebaliknya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.