Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jadi Tuan Rumah G20, Daya Tarik RI Meningkat
Australia Tertarik Produksi Hidrogen Hijau Di Kalimantan
Senin, 1 November 2021 06:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Indonesia dan Australia sepakat untuk terus memperkuat kerja sama bilateral. Salah satunya di sektor energi. Kedua negara berencana mengembangkan industri hidrogen hijau di Kalimantan Utara (Kaltara).
Indonesia didaulat memegang Presidensi Group of Twenty (G20) pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Itu artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi kegiatan-kegiatan G20 selama satu tahun ke depan.
Posisi tersebut membuat daya tawar yang lebih tinggi bagi Indonesia dalam melakukan perjanjian dagang. Bahkan, beberapa negara sahabat telah menyampaikan dukungannya.
Baca juga : Optimis Ekonomi Meningkat, Mall Terbesar di Bogor Resmi Dibuka
Mereka menawarkan beberapa kerja sama untuk menyukseskan agenda G20 di Tanah Air. Salah satunya datang dari Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Roma, Italia.
Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto yang ikut mendampingi Presiden Jokowi mengungkapkan, Jokowi dan Scott Morrison membahas banyak hal. Antara lain, kebijakan dan regulasi di sektor digital terutama dari sisi platform. Selain itu, vaksinasi Covid-19 dan isu perubahan iklim.
Soal vaksin, Jokowi menyambut positif dukungan Australia. Minggu lalu, Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin dari Australia. Rencananya jumlah tersebut akan ditambah 10,5 juta dosis vaksin.
Baca juga : Mentan Syahrul Ajak Petani Pacu Produksi Pangan Di Masa Pandemi
Untuk isu perubahan iklim, Airlangga menerangkan, kedua negara membahas tentang rencana pembangunan industri Green Hydrogen (hidrogen hijau) di Kalimantan Utara (Kaltara) pada kawasan seluas 13 ribu hectare (ha).
Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, sekarang sedang dibahas mengenai investasinya dengan Fortescue Metals Group (FMG), yang dipimpin oleh Andrew Forest yaitu sebesar 3 ribu ha.
“Itu akan mengintegrasikan antara energi berbasis hydro, lalu investasi di bidang pembangkitan hydrogen economy, dan juga terkait petrokimia kompleks. Kami harapkan proyek tersebut melakukan penyerapan energi dan pembangkitan listrik yang besar,” tutur Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta, kemarin.
Baca juga : BNPT Gelar Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional Di Kalimantan
Dukungan terhadap Presidensi Indonesia juga datang dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Bersama Macron, Jokowi membahas mengenai rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Pembentukan IEU-CEPAdiharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Akselerasi tersebut juga diharapkan akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa dan begitupun sebaliknya.
Dukungan juga datang dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dengan Erdogan, Jokowi membahas mengenai akselerasi rencana pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Turki (IT-CEPA). Akselerasi itu diharapkan dapat mengembalikan pasar besar minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia di Turki yang sebelumnya menurun. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya