Dark/Light Mode

PPKM Jawa-Bali Dilanjutkan Dua Pekan, 61 Daerah Masuk Level 2

Selasa, 16 November 2021 06:44 WIB
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan kembali mengumumkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)  Jawa-Bali diperpanjang selama dua minggu hingga 29 November 2021. 

 Luhut mengungkapkan, bahwa terdapat penambahan lima Kabupaten /Kota di Jawa-Bali yang masuk ke dalam Level 1 dan sepuluh kabupaten/kota yang masuk Level 2. 

Penetapan status ini akan dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Dalam asesmen yang akan berlaku dalam dua minggu ke depan, terdapat penambahan kabupaten/kota yang masuk ke dalam Level 2 sebanyak 10 kabupaten/kota dan Level 1 sebanyak 5 kabupaten/kota. Sehingga jumlah keseluruhan kabupaten/kota yang masuk ke dalam Level 1 menjadi 26 kabupaten/kota, Level 2 menjadi 61 kabupaten/kota, dan Level 3 menjadi 41 kabupaten/kota. 

“Terkait detail keputusan ini akan kembali dituangkan dalam Inmendagri,” ujar Luhut dalam keterangan pers yang disampaikan secara tertulis, Senin (15/11). 

Meski daerah Level 1 dan 2 terus bertambah, Menko Marves tetap mengingatkan pentingnya kehati-hatian bersama dalam menghadapi pandemi mengingat terdapat indikasi peningkatan angka reproduksi efektif (Rt) yang menunjukkan sinyal peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir ini. 

Baca juga : 3 Pegawainya Diamankan Polisi, Kakanwil BPN Banten Hormati Proses Hukum

Hal ini juga dapat terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan. Terdapat 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu dan 34 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu. 

“Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini, indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021,” ujarnya. 

Selain itu, Luhut juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap berhati-hati mengingat masih terdapat 47 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) masih di bawah 50 persen dan sebanyak 75 persen kabupaten/kota yang suntikan vaksinasi dosis keduanya masih di bawah 50 persen. 

“Lebih rinci, masih ada 16 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis pertama yang masih di bawah 50 persen,” tambahnya. 

Lebih lanjut, Menko Luhut menjelaskan, hingga saat ini Pemerintah terus menemukan kondisi di lapangan yang menunjukkan berkurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. 

Baca juga : PPKM Luar Jawa Bali Diperpanjang Hingga 22 November, 51 Kabupaten/Kota Ini Masuk Level 1

Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan dalam menghadapi potensi kenaikan mobilitas dan kasus konfirmasi Covid-19 di masa Nataru nanti. 

“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, Pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan protokol kesehatan utamanya di tempat kerumunan. Termasuk menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansianya masih di bawah 50 persen,” tegasnya. 

Tak hanya itu, imbuh Luhut, Pemerintah juga akan terus memperkuat aktivitas testing dan tracing oleh TNI/Polri, penemuan kasus aktif, serta memasukkan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 ke karantina terpusat untuk mencegah penyebaran di level keluarga. 

Pemerintah juga akan melarang perayaan tahun baru yang sifatnya dapat menimbulkan kerumunan masyarakat dalam jumlah yang besar. 

Selain itu, Pemerintah juga mempersiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus akibat Nataru serta dampaknya di segala aspek baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. 

Baca juga : Dana Pilkada Rp 2 Triliun Nggak Masuk Akal Nih...

Luhut menilai, kesuksesan dalam menahan kenaikan kasus Covid-19 pada periode Nataru 2021 akan menentukan keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. 

“Di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan yang terus diimbau agar kita tidak kembali mengulang pengalaman buruk pada masa yang lalu akibat kelalaian kita,” ucap Luhut. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.