Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berpikir Kondisi Terburuk

Jumat, 8 Mei 2020 01:33 WIB
Ngopi - Berpikir Kondisi Terburuk
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Berpikir optimis silakan. Asal jangan meremehkan suatu persoalan karena berpotensi membuat kita lengah. Terlalu santuy ujungnya runyam.

Wabah virus corona (Covid-19) ini membuat saya belajar berpikir. Karena belum bisa dipastikan kapan virus ini musnah dari Indonesia, saya mencoba berpikir kondisi terburuk. Tujuannya untuk ancang-ancang.

Tentu tak cukup hanya berpikir. Perlu ada rencana dan implementasinya. Seperti kawan saya, Andi. Dia sudah ancang-ancang menghadapi krisis. Meski di tempat kerjanya belum kena PHK, namun dia sudah menjalankan berbagai usaha kecil-kecilan. Mulai dari makanan hingga minuman yang tengah digandrungi milenial. 

Kalau sedang guyon, dia sering mengingatkan untuk antisipasi kemungkinan terburuk.

Baca juga : Upah untuk Anak Berpuasa

"Woi siap-siap lo. Buka bisnis, yang penting ada pemasukan. Jaga-jaga tempat kerja lo bangkrut nanti," seloroh Andy.

Berpikir kemungkinan terburuk membuat Andy produktif. Dia jadi punya persiapan. Ada sedikit gambaran bagaimana cara menanggulangi atau menghadapi kondisi terburuk. Dari pengakuannya, usaha kuliner kecil yang dirintisnya itu lumayan bikin dapur ngebul.

Ada lagi kawan saya yang namanya Boni. Dia punya usaha kecil dan sudah memiliki pegawai. Kebijakan PSBB mengakibatkan usahanya gulung tikar. 

Boni tidak menyiapkan rencana untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Terpaksa, Boni menutup usaha dan memberhentikan pegawainya dengan gaji satu bulan dan THR. 

Baca juga : WFH Kejar Ilmu di Kelas Online

Dalam kondisi sama-sama susah, komunikasi sangat diperlukan untuk menjaga kedekatan emosional antara pemilik modal dengan pekerja. Itulah yang dilakukan sebelum Boni memberhentikan pegawai. Boni pun harus mengorbankan hobinya dengan menjual koleksi-koleksi mainan kesayangan.

Berpikir kemungkinan terburuk bukanlah overthinking. Ini ,dibutuhkan tapi jangan berlebihan. Di sini saya sedikit mengerti bagaimana beratnya pemilik usaha, dia harus kerja keras untuk memberikan hak kepada para pegawainya. Bagi perusahaan hingga karyawannya perlu mendiskusikan ini. Membicarakan skenario terburuk hingga mencari solusi yang disepakati bersama.

Kawan saya yang lainnya, sebut saja Ikrom, mengaku baru terkena PHK. Ketika corona menghantam Wuhan akhir Desember 2019, dia tidak menduga virus ini akan mewabah di Indonesia hingga berimbas ke perusahaan minuman ringan tempat dia bekerja. Tabungan makin menipis, dia pun bingung mencari modal dari mana untuk membuat dapur rumah tangganya tetap ngebul. Dia berandai-andai, kalau saja kondisi terburuk ini bisa dipikirkan sejak awal, mungkin peliknya tidak seperti sekarang.

Rezeki memang sudah ditetapkan Allah. Tapi kaidah kausalitas juga sudah diciptakan-Nya. Berpikir terburuk bukan su'udzon. Kita berusaha mengantisipasi dengan menyiapkan plan A dan plan B.

Baca juga : Pasang Karpet Talang Sendiri

Fajar El Pradianto, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.