Dark/Light Mode

Bisnis Pampers Orang Tua

Sabtu, 16 Mei 2020 07:43 WIB
Ngopi - Bisnis Pampers Orang Tua
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Masa-masa Pandemi Covid-19 ini terus memukul berbagai sektor usaha. Ada yang merumahkan pegawainya karena aturan pemerintah, namun ada juga terpaksa menutup karena tak ada lagi pembeli.

Usaha online saya di salah satu marketplace termasuk terdampak. Tapi justru berdampak positif ketika pandemi Covid-19 ini masuk ke Indonesia. Alasannya karena banyak orang enggan ke luar rumah. Saya memulai usaha di online sejak Desember 2019.

Saya menjual pampers dewasa atau lansia. Usaha ini berangkat saat ayah saya sakit dan membutuhkan banyak pampers. Karena harga pampers berubah setiap waktu, saya memutuskan ke beberapa tempat untuk mencari harga termurah. Dapat dari salah satu pusat grosir. Harganya murah dan ada promo tambahan jika beli banyak.

Namun, karena saya beli tidak terlalu banyak, saya sering kehabisan stok juga untuk pembelian selanjutnya. Naluri bisnis mulai muncul saat ini, berarti kebutuhan pampers dewasa sangat besar. Tapi niat awalnya membantu kebutuhan pampers dewasa bagi orangtua dan mungkin orang lain di luar sana.

Baca juga : Bisnis Makanan di Masa PSBB

Saat stok pampers sudah mulai ada di toko grosir. Saya beli beberapa karton dengan tipe dan ukuran yang sama dengan kebutuhan orang saya. Pikir saya, kalau nggak laku bisa dipakai untuk orang tua saya.

Setelah izin orang tua, mulailah sekitar awal Desember 2019 saya membuat akun toko di salah satu marketplace dengan harga sama seperti di toko. Dua minggu pertama nihil penjualan. Berbagai referensi cara jual online saya baca dari internet.

Alhamdulillah, ada order pertama masuk lima kantong pampers. Minggu selanjutnya ada lagi empat kantong dan beberapa pembelian lainnya. Omset bulan pertama sekitar Rp 450 ribu. Bulan selanjutnya mulai ada peningkatan. Produk pun mulai ditambah jenisnya.

Dari omset ratusan beranjak jutaan di Bulan Januari dan Februari. Bulan Januari, orang tua saya meninggal. Saya ingin tutup toko namun ibu saya bilang, “lanjutin saja usahanya, Insya Allah berkah karena niatnya bahagiain orang tua. Jangan lupa doa serta sedekah.”

Baca juga : Kemarin Rupiah Perkasa, Eh Sekarang Loyo Lagi

Pada bulan Maret, saat anjuran di rumah saja digaungkan, disini mulai naik omset penjualannya. Dari omset perbulan sekitar Rp 13 jutaan di bulan Januari dan Februari, di bulan Maret hingga April lalu, omset naik lebih dari 15 kali lipat. Saya mengambil keuntungan sekitar 25-40 persen, dengan harga jual yang normal di pasaran, bahkan bisa lebih murah dari officialstore dari merek resminya.

Di saat seperti ini, menaikkan harga sebuah kesempatan, tapi saya memilih untuk mempertahankan harga. Karena saat ini semua sedang sulit. Alhamdulillah, di saat mempertahankan harga, justru tawaran dari supllier sudah ada dengan harga barang yang lebih murah, namun karena belum memiliki toko fisik, saya tunda dulu tawaran langsung dari suppliernya.

Syukurnya lagi, saat ini istri lagi Work From Home (WFH), jadi dia yang bantu-bantu kemas pesanan bersama dengan tetangga yang memang sudah membantu saya untuk urus pesanan dari pembeli. Karena saya juga ada kerjaan utama, khawatir terganggu.

Entah ini dampak Covid-19 atau mungkin ini namanya berkah orangtua. Tetapi bagi saya, keridhoan orangtua adalah sumber segala kebaikan. ***

Baca juga : Wejangan Orang Tua

NANA MAULANA, Reporter Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.