Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Sejak pemerintah memberlakukan belajar di rumah, anak sulung saya hampir setiap hari melakukan kesukaannya, bermain layangan. Hampir setiap hari pula ia merengek minta ditemani bermain layangan.
Awalnya saya hanya menemani dia bermain layangan di lahan kosong, di samping rumah. Tapi, lama kelamaan, saya kepincut juga terjun langsung main layangan. Bisa sekalian ngabuburit menunggu wakti buka puasa. Sekaligus menghilangkan stres di masa pandemi Covid-19.
Selain menyenangkan, permainan tradisional ini dipilih sebagai opsi ngabuburit yang ramah lingkungan, berkearifan lokal dan murah. Layangan memang salah satu permainan tradisional yang sampai saat ini masih tetap ada.
Baca juga : Pagi Siang Sore Tobat, Malam Dangdutan
Tapi, bukan layangan hias yang berukuran jumbo yang saya mainkan, melainkan layangan aduan yang ukuran biasanya tinggi sekitar 54 cm. Namanya aduan, kalau sudah terbang ke langit harus diadu dengan layangan lainnya. Di sinilah hal menarik yang menambah kepuasaan dan ketegangan. Saat mengadu layangan, kita harus siap kalah dan menang.
Setiap sore, langit di kampung saya selalu dipenuhi layangan bermacam warna. Banyak sekali, mungkin karena semua anak sekolah libur.
Soal adu layangan, saya selalu optimis bisa memenangkan pertandingan. Untuk memenangkan pertandingan itu, saya rela mencari gelasan super tajam (gelasan merupakan benang layangan aduan) di toko-toko online. Saya cari di toko online, karena di warung-warung hanya menjual gelasan biasa. Gelasan yang bagus dan tajam merupakan campuran antara cat dan beling halus yang dilumuri dibenang.
Akhirnya, saya dapatkan gelasan di toko online yang menjual perlengkapan bermain layangan. Harganya lumayan, tapi cukup puas. Karena sekian kali mengadu layangan, saya bisa memenangkan pertandingan sekitar 80 persen. Tapi, bukan cuma gelasan yang mempengaruhi kemanangan, skill dan kesabaran juga dibutuhkan dalam mengadu layangan.
Keseruan memuncak ketika dua layang-layang saling beradu benang. Kemahiran sebagai pilot layang-layang dipertaruhkan. Kecepatan tangan dalam menarik serta ketepatan mengulur benang menjadi penentu layang-layang siapa yang bakal terjun bebas duluan. Namun, perlu hati-hati, tajamnya benang bisa melukai jari. Sebab itu, kemahiran serta pengalaman sangat dibutuhkan dalam mengemudikan layang-layang ini.
Tak hanya berhenti di sini, kesenangan lain muncul saat ada layang-layang yang putus. Anak-anak pemburu layangan langsung berhamburan mengejar dan berlomba mendapatkan layangan yang sudah putus. Mereka memacu napas dengan kepala menghadap ke atas supaya bisa memprediksi ke mana arah layangan putus itu akan jatuh.
Baca juga : Ngabuburit Malah Diburu Anjing...
Selain sebagai hiburan di masa pandemi, bermain layangan juga memberikan pesan kebaikan tentang pentingnya menjaga semangat dan sifat pantang menyerah.
Didi Rustandi, Wartawan Rakyat Merdeka
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.