Dark/Light Mode

Buruh Takut Corona

Jumat, 16 Oktober 2020 04:39 WIB
Ngopi - Buruh Takut Corona
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), Kamis (8/10), menjadi peristiwa yang tak terlupakan bagi saya. Sebab, pada hari itu, banyak akses jalan yang tertutup pendemo yang berasal dari buruh dan mahasiswa. 

Rencana saya ke Jakarta dibatalkan. Saya kembali ke rumah dan bekerja dari rumah. Setibanya di rumah, saya malah menemui kawan saya yang bekerja sebagai buruh pabrik tekstil, Pardi, asyik nongkrong di warung kopi. Padahal teman-temannya asyik demo. 

Saya pun bertanya kepadanya kenapa tidak ikut demo? Pardi bercerita, dirinya diajak demo solidaritas menolak UU Ciptaker. Namun, dia lebih memilih sehat ketimbang berada di kerumunan dan berpotensi tertular virus Corona

Baca juga : Menyambung Hidup Di Masa Pandemi

“Pingin sih demo, tapi dimasa sekarang kayaknya ngeri tertular virus Corona,” katanya sambil menyeruput kopi susunya. 

Meski aksi demo tolak UU Ciptakerja itu menyangkut masa depannya, ternyata rasa sayangnya terhadap keluarga yang mengurungkan niatnya untuk berdemo. “Kalau kena pasti anak istri gw kena juga, kasihan kalau saya pulang malah bawa penyakit,” ujarnya. 

Memang saat ini belum ditemukan kluster aksi demo tolak UU Ciptaker. Tapi beberapa pendemo yang ditangkap polisi ada yang reaktif. Pardi lalu bercerita mengenai kawannya yang dibolehkan demo oleh perusahaannya. Namun kawannya itu tidak ikut demo juga. 

Baca juga : Mengasuh Anak Penuh Tantangan

“Bagaimana mau keluar pabrik, karena setelah itu pabrik mewajibkan pemeriksaan kesehatan mandiri menggunakan uang sendiri, untuk memastikan dirinya tak tertular Corona,” tuturnya sambil tertawa. 

Pardi menyebutkan, pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tidak tertular virus Corona tidak lah murah. Apalagi banyak perusahaan saat ini mengeluarkan kebijakan pemotongan upah selama pandemi. Ditambah risiko di rumahkan juga menghantui para pekerja jika positif Corona. 

“Lebih baik saya tidak ikut karena anak-anak saya masih butuh biaya banyak. Dari pada buat cek kesehatan memastikan tidak tertular Corona lebih baik uangnya buat biasa harian,” ujar Pardi menirukan omongan temannya. 

Baca juga : Usaha Sepi, Medsos Rame

Memang saat ini semua serba salah menyikapi UU Ciptaker di tengah bayang-bayang Corona. Ibarat makan buah simalakama; kalau demo bisa tertular Corona, tidak demo dianggap tidak peduli terhadap masa depan pekerja. 

Edy Burnama, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.