Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terpaksa Panas-panasan Shalat Di Pelataran

Jumat, 25 Juni 2021 06:03 WIB
Ngopi - Terpaksa Panas-panasan Shalat Di Pelataran
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 yang belum jelas berakhirnya ini sangat merepotkan. Utamanya dalam menjalani rutinitas sehari-hari. termasuk ibadah. Masker dan sajadah saat Shalat Jumat harus selalu dibawa. Tidak boleh tertinggal, walaupun dengan alasan klise, lupa.

Hal itu saya alami saat Shalat jumat di salah satu masjid di Solo, tempat tinggal mertua, tiga pekan lalu. Kebetulan sedang mudik. Seperti biasa, di baru sering "roaming" soal waktu. Kebiasaan di rumah, di daerah Depok, berangkat ke masjid pukul 11.45 WIB. Lupa, di Solo waktu shalat lebih cepat 15 menit daripada Depok. Tepat pukul 11.45 WIB, khatib sudah menyampaikan khutbahnya.

Baca juga : Kangen Sekolah

Mendengar khutbah, saya berjalan terburu-buru menuju masjid. Takut tertinggal salah satu rukun Shalat Jumat. Kalau tertinggal, rugi, karena sama saja tidak melaksanakan Shalat Jumat. Karena terburu-buru, saya hanya ingat masker. Sajadah lupa dibawa.

Setelah sampai masjid, kondisinya tidak terlalu penuh. Di dalam hanya terisi separuhnya. Sebagian besar malah duduk di halaman masjid beralaskan tikar dengan beratapkan jaring plastik. Agak panas memang. Sehingga di dalam hati sempat berpikir, kenapa orang-orang malah duduk di halaman masjid, bukan di dalam yang berpendingin ruangan.

Baca juga : Diskriminasi Sepeda

Kemudian saya berjalan pelan-pelan masuk masjid. Ingin duduk nyaman sambil mendengarkan khutbah. Tapi, di depan pintu masjid berdiri pengurus masjid. Saya dicegat. Dia melarang saya masuk ke dalam masjid karena tidak bawa sajadah.

Aturannya, yang tidak memakai masker dan bawa sajadah harus duduk di halaman masjid. Mendengar larangan itu, saya menggerutu. "Gini amat aturannya," umpat saya dalam hati.

Baca juga : Belajar Bikin Kolam Ikan

Karena dilarang, akhirnya saya harus pasrah mendengar khutbah sampai akhir di halaman masjid. Begitu juga dengan Shalat Jumat. Sambil berpanas-panas ria. Peci yang dipakai sesekali dikibas-kibaskan ke badan untuk mengusir hawa panas.

Tapi, apa pun itu, saya salut dengan pengurus masjid. Mereka tetap teguh dalam menerapkan disiplin prokes di tengah masyarakat yang sudah mulai bosan dalam menjalankanya. [Ahmad Lathif Rosyidi/Wartawan Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.