Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Takut Kena Denda

Sabtu, 7 Agustus 2021 06:10 WIB
Ngopi - Takut Kena Denda
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Beraktivitas di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau Level 4 cukup menyulitkan. Termasuk berolahraga. Kegiatan yang biasanya bebas itu ikut dibatasi. Khususnya olahraga yang berada di dalam ruangan tertutup, seperti badminton.

Pengelola terpaksa menutup lapangan badminton selama larangan tersebut. Yang ditakutkan pengelola bukan soal Covid-19, tapi denda. Soalnya lumayan besar, Rp 5 juta. “Sayang-sayang kalau sampai ngeluarin duit segitu,” keluh Santos, salah satu pengelola lapangan badminton di Tangerang Selatan (Tangsel).

Baca juga : Harimau Pun Kena Corona

Namun, penutupan hanya berlangsung seminggu. Itu pun pada minggu pertama pelaksanaan PPKM Level 4. Bujuk rayu dari pemain melunturkan keputusan pengelola. Tapi, dengan sejumlah syarat tentunya. “Mainnya paling malam jam 9 ya, takut kena razia. Kalau sudah normal sampai jam 12 malam nggak apa-apa,” pinta Santos, sedikit mengiba.

Syarat lain juga diajukan Santos. Para pemain dilarang membawa kendaraan roda empat. Harus membawa kendaraan roda dua agar lapangan parkir tidak terlihat terlalu penuh. Apalagi letaknya berada tepat di seberang jalan besar. Selain itu, lampu yang berada di lapangan parkir dimatikan saat malam hari. Sehingga nampak gelap gulita. “Semoga aman tidak kena razia dari petugas,” harap Santos.

Baca juga : Tarif Kencan 30 Juta

Walhasil, saat malam hari tiba, kondisi lapangan nampak sepi dari luar. Tapi, di dalamnya cukup banyak pemain yang hadir. Tentu saja harus saling jaga jarak. Hand sanitizer juga tersedia di setiap lapangan. Ada enam lapangan. Namun, hanya empat yang digunakan. Sisanya dikosongkan.

Saya cukup senang ada lapangan badminton yang buka. Karena hanya itu olahraga yang bisa. Tidak jago, tapi tidak bodoh-bodoh amat. Yang penting bisa mengeluarkan lemak di tubuh yang mulai menumpuk. Maklum, umur sudah kepala tiga, jadi harus rajin-rajin olahraga.

Baca juga : Makna Haji

Sebetulnya, ada olahraga yang murah meriah, jalan kaki. Tapi agak riskan jalan kaki keluar rumah jauh-jauh di tengah pandemi yang belum berakhir. Terlebih harus memakai masker di hidung. Cukup mengganggu pernapasan orang gemuk seperti saya. “Jadi badminton saja, agak santai bisa mengeluarkan keringat pula,” gumam saya.

Saya berharap PPKM Level 4 bisa berakhir secepatnya dan kasus penularan Covid-19 turun drastis. Begitu juga tingkat kesembuhan juga meningkat. Kunci dari itu semua adalah disiplin protokol kesehatan (prokes). Karena pada akhirnya mau tidak mau kita akan terus hidup berdampingan dengan virus mematikan asal Wuhan, China. [Ahmad Lathif Rosyidi/Wartawan Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.