Dark/Light Mode

Nggak Ada Matinya

Jumat, 24 Mei 2019 09:58 WIB
Ngopi - Nggak Ada Matinya
Catatan :
WIDIA SAPUTRA

RM.id  Rakyat Merdeka - Suatu petang di 2006, di kompleks perumahan elite di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, saya menemui salah seorang senior di korps Himpunan Mahasiswa Islam, EGS. Kami janjian untuk wawancara. EGS dikenal sebagai praktisi hukum top di ibu kota. Banyak kasus-kasus yang pernah ditangani, salah satunya kasus dugaan pornografi yang menjerat salah satu ulama kondang Betawi.

Baca juga : Nggak Sabar 17 April

Selain bertempur di meja hijau, EGS yang tumbuh dan besar di tanah Jakarta, merupakan salah tokoh yang ikut mewarnai perjalanan perpolitikan nasional. Dia juga dikenal sebagai pentolan aktivis Islam, akademisi, dan penah menjadi anggota tim ahli di salah satu kementerian.

Baca juga : Kabul Dan Mang Siman

Menilik kiprahnya, doktor lulusan Institut Pertanian Bogor ini juga pernah ikut pemilihan legislatif pada 1999, mencalonkan diri dalam bursa calon ketua umum partai Islam pada 2007, masuk dalam bursa di Pilkada Jawa Barat 2013, dan di Jawa Timur. Namun, semuanya kandas.

Baca juga : Politik Adu Kartu Sakti

Eksistensi EGS seakan nggak ada matinya. Dia pantang menyerah meraih mimpi lewat jalur politik. Dia pernah juga mendirikan parpol di 2001 tapi tidak lolos verifikasi di KPU, dan hal itu terulang saat kembali mendaftarkannya pada tahun ini. Teranyar, EGS juga ikut nyaleg melalui partai yang didirikan tokoh reformasi 1998 dan ikut mendukung pasangan capres-cawapres 02. Tapi saya tidak tahu apakah dia terpilih atau tidak. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.