Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspadai Potensi Krisis Dunia

Dana Sektor Pertanian Naik, Produksi Pangan Meningkat

Jumat, 13 Mei 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin mengingatkan Pemerintah terus menjaga proses produksi pangan di tengah dunia yang bergejolak. Termasuk, mewaspadai wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

Politisi Fraksi PKS ini bilang, produksi pangan dalam negeri termasuk energi juga dipengaruhi situasi perubahan iklim yang mulai terjadi. Dan juga perang antara Rusia dan Ukraina yang belum kunjung reda.

Untuk itu, dia meminta Pemerintah harus mulai memikirkan peningkatan pendanaan sektor pertanian yang berorientasi peningkatan produksi yang maksimal. Sebab, selama ini APBN pertanian sudah berkurang drastis sejak tahun 2020 sampai saat ini.

Baca juga : Mampu Tingkatkan Sektor Pertanian, Pupuk Indonesia Diapresiasi Mentan

“Jadi, untuk perencanaan tahun 2023 mesti ada peningkatan anggaran pertanian yang ditunjukkan pada pengembalian APBN Kementan seperti tahun 2015,” ucap Andi.

Dia lalu mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang mampu menjaga produksi pangan di tengah ancaman pangan dan energi global saat ini. Kementan tetap mampu memacu produktivitas pertanian, kendati anggaran pertanian justru mengalami penurunan.

“Bahkan, sektor pertanian menjadi kunci penting dalam mengendalikan inflasi karena sangat kokoh dalam mempertahankan ekonomi negara yang sedang terpuruk,” kata Andi, kemarin.

Baca juga : Mentan Tinjau Posko Dan Peternakan Di Gresik, Pastikan Penanganan PMK Terkendali Dan Optimal

Sementara, pengajar IPB Denny W Lukman mengatakan, PMK bisa dikendalikan secara terukur dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Berdasarkan jurnal, PMK kali pertama ditemukan 125 tahun yang lalu dan sudah cukup banyak laporan dan kajian ilmiah tentang virus PMK.

Denny mengatakan, yang jadi masalah saat ini adalah perilaku manusia yang sering kali melakukan praktik jual beli tidak sehat, alias menjual hewan dalam kondisi sakit. Ada juga penjual yang panik dan menurunkan nilai jual, sehingga membuat masyarakat ikut panik. “Itu semua perilaku yang harus diperbaiki,” katanya.

Denny mengapresiasi upaya Kementan yang telah bergerak cepat melakukan pengendalian PMK. Salah satunya, mengeluarkan surat edaran dan permintaan bagi setiap kepala daerah untuk mengatur lalu lintas ternak dan melaksanakan tindakan pengendalian dan penanggulangan PMK.

Baca juga : Data BPS: Sektor Pertanian Serap Lapangan Kerja Tertinggi Tahun 2022

“Saya salut Kementan gercep dalam hal ini (penanganan PMK). Semua prosedur baik yang tertulis maupun teknis sudah dibuat oleh Kementan. Bahkan upaya pembuatan vaksin hewan terus dikebut. Saya kira ini langkah yang bagus sekali dari jajaran Kementan,” ujarnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan, penanganan PMK terus dilakukan maksimal. Di antaranya, mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun. Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji lab untuk menemukan vaksin dalam negeri. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.