Dark/Light Mode

Gobel: APBN 2023 Harus Dorong Ekonomi Berkualitas, Jangan Cuma Untuk Impor

Rabu, 1 Juni 2022 07:15 WIB
Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Rachmat Gobel (Foto: Humas DPR)
Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang Rachmat Gobel (Foto: Humas DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR Koordinasi Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menegaskan, APBN 2023 harus dimanfaatkan untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), memperkuat industri dalam negeri, dan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM).

“Jangan cuma untuk impor. Jangan untuk yang sifatnya fisik saja. APBN 2023 harus mendorong ekonomi yang berkualitas. Ini momentum yang baik pasca pandemi Covid-19. Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Gobel, Selasa (31/5).

Pernyataan tersebut disampaikan, menanggapi Tangggapan Pemerintah atas Pandangan Fraksi-fraksi terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PKF) Tahun 2023 yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rapat Paripurna DPR, Selasa (31/5).

Sebelumnya, pada Jumat (20/5), mewakili pemerintah, Menkeu menyampaikan pidato pengantar tentang KEM-PKF Tahun 2023.

Baca juga : Ekonomi Berputar Kesehatan Terjamin

Pada kesempatan itu, Menkeu menyampaikan sejumlah asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023. Meliputi pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9 persen, inflasi 2-4 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.300-14.800 per dolar Amerika Serikat (AS), tingkat suku bunga SBN 10 tahun 7,34-9,16 persen, harga minyak mentah 80-100 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 619-680 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,02-1,11 juta barel setara minyak per hari.

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu juga menyampaikan tiga tantangan. Mencakup pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya selesai, lonjakan inflasi global, dan percepatan pengetatan kebijakan moneter global, khususnya di Amerika Serikat.

Untuk itu, Menkeu menyampaikan sejumlah langkah yang harus dilakukan. Yakni akselerasi agenda reformasi struktural melalui peningkatan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur, serta reformasi birokrasi dan regulasi.

“Penguatan program pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial sangat krusial dalam mengatasi isu fundamental perekonomian. Termasuk, rendahnya tingkat produktivitas nasional,” papar Menkeu.

Baca juga : Gulkarmat Jaktim Terjunkan 12 Unit Truk Damkar

Terkait hal tersebut, Gobel menyampaikan, ekonomi yang berkualitas adalah ekonomi yang memakmurkan seluruh lapisan masyarakat. Melalui pemerataan ekonomi dan kuatnya industri nasional, dengan mengandalkan SDM berkualitas.

Gobel berkeyakinan, kemakmuran lebih mudah dicapai jika fokus pada pembangunan pertanian, peternakan, perikanan-kelautan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM.

Semua sektor itu, katanya, melibatkan tenaga kerja yang besar dan bertumpu di pedesaan. Serta masyarakat lapis bawah.

“Utamanya pertanian. Selain menjaga nilai tukar petani, juga menaikkan produktivitas pertanian. Ini juga akan memperkuat pangan nasional. Apalagi krisis pangan dunia mulai mengancam akibat climate change, pandemi, dan konflik Rusia-Ukraina,” katanya.

Baca juga : Anies : Bank DKI Harus Jadi Penopang Ekonomi UMKM Jakarta

Lebih lanjut Gobel menyatakan, fokus di bidang itu sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran.

“Saatnya pemerataan ekonomi,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.