Dark/Light Mode

Antara Jet Tempur Dan Subsidi Pupuk

Jumat, 18 Agustus 2023 06:50 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -
Oleh Prof.Dr.Tjipta Lesmana
Pengamat Politik Dan Ketahanan Nasional

Baca juga : Beda Antara Kritik Dan Hina

Total subsidi pupuk untuk petani di Tanah Air pada 2023 berkisar Rp 60 triliun, tapi pemerintah hanya mampu memberikan Rp 25,2 triliun. Untuk tahun anggaran 2024, Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan di sidang umum MPR menyatakan subsidi pupuk dinaikkan Rp 1,5 triliun. Pidato Presiden di depan MPR memang memberikan banyak berita menggembirakan. Gaji ASN, misalnya, mengalami kenaikan 12% untuk tahun depan. Tidak besar, tetapi lumayan. Tentu, pemerintah harus ekstra hati-hati dalam menyusun anggaran tahunan yang dibuat oleh Menteri Keuangan dan para stafnya. Kalau semua-semua dinaikkan sedang penerimaan negara tidak naik besar, bagaimana menutupi defisitnya? Utang lagi?

Baca juga : Kontroversi OTT Kepala Basarnas

Menurut Kementerian Keuangan, utang pemerintah pada tahun anggaran 2024 akan tembus Rp 500 triliun. Seorang pakar ekonomi memperkirakan tahun depan beban utang dan bunga pemerintah berkisar Rp 400 triliun. Maka, tahun depan pemerintah akan genjot lagi penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) untuk mengimbangi beban utang yang bertambah berat.

Baca juga : Perang Rusia Vs Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis Februari-September 2022

Dalam APBN, anggaran paling besar ada di Kementerian PUPR, maklum kementerian ini yang merealisir pembangunan macam-macam infrastruktur, termasuk IKN yang terutama dikehendaki oleh Presiden kita. Kementerian kedua yang “menelan” biaya jumbo adalah Kementerian Pertahanan. Tidak heran, 2 wakil rakyat di DPR sudah mengingatkan Prabowo Subianto, Menhan, untuk ekstra hati-hati dalam pembelian belanja alutsista, harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran kita. Secara tidak langsung, mereka menyindir kebijakan Kemhan membeli (atau rencana?) 12 jet tempur buatan Perancis bekas negara Qatar. Tujuan membengkaknya alutsista cuma satu, yaitu memperkuat ketahanan dan pertahanan kita, singkatnya mengejar atau mencapai Minimum Essential Force (MEF). Menurut para petinggi Kemhan, pada tahun ini MEF kita baru 65% dari target pada awal 2004. Untuk itu, Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kemhan tahun depan ditetapkan 350 triliun, tapi target yang keluar baru 123 triliun. Artinya, “celengan” Kemhan di Kementerian Keuangan masih banyak dan anytime bisa diminta oleh Kemhan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.