Dark/Light Mode

Terima China Energy

Bamsoet Dukung Investor China Kembangkan Green Energy di Indonesia

Kamis, 21 Maret 2024 20:42 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima jajaran China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction dan Huayou Cobalt, di Jakarta, Kamis (21/3). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima jajaran China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction dan Huayou Cobalt, di Jakarta, Kamis (21/3). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi rencana investasi berbagai perusahaan asal China dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan green energy di Indonesia. Yakni China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction (BUMN asal China) yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Tenaga Surya (PLTA dan PLTS) untuk mempercepat migrasi listrik PLN dari PLTU ke PLTA dan PLTS. Lalu, Huayou Cobalt dan PT Indonesia Pomalaa Industrial Park sebagai bagian dari rantai industri baterai litium yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.

Bamsoet menerangkan, Indonesia memiliki potensi dan sumber energi bersih yang berlimpah, seperti panas bumi, tenaga surya, ataupun tenaga air. Potensi listrik melalui PLTA mencapai sebesar 76,09 gigawatt. Namun, saat ini kapasitas yang terpasang baru mencapai 5,28 gigawatt atau baru mencapai 6,9 persen dari kapasitas yang ada.

Baca juga : Bertemu JakPro, Bamsoet Dukung Pengembangan Pasar Modern Muara Karang

"Sedangkan potensi PLTS sekitar 4,8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp," ujar Bamsoet, usai menerima jajaran China Energy Engineering Group Shanxi Electric Power Construction dan Huayou Cobalt, di Jakarta, Kamis (21/3). Hadir dalam pertemuan ini antara lain Executive Director China Energy Wang XianWen dan Managing Director Huayou Cobalt Huang YePing.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan berbagai negara lainnya dalam pengembangan PLTS. Di kawasan ASEAN saja, Indonesia masih kalah dengan Vietnam yang telah memiliki PLTS dengan kapasitas mencapai 16.504 MW, ataupun Malaysia sebesar 1.493 MW. Di Asia, India memiliki kapasitas PLTS mencapai 38.983 MW.

Baca juga : Terima Hikmahbudhi, Bamsoet Dorong Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan

"Pemerintah Indonesia sudah menargetkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN (RUPTL PLN) 2021-2030, kapasitas PLTS di Indonesia sudah mencapai 4.680 MW. Di satu sisi pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, butuh dukungan dari swasta agar potensi alam yang luar biasa ini bisa dikembangkan untuk mendapatkan sebesarnya kemakmuran rakyat," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, pengembangan EBT yang antara lain bersumber dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tenaga angin/bayu (PLTB), ataupun tenaga surya (PLTS), mutlak dilakukan karena tidak bisa lagi selamanya bergantung kepada energi fosil yang semakin menipis.

Baca juga : Bamsoet Dukung Rencana Pembangunan Smelter Nikel & Pabrik Baja di Sorong

"Kementerian ESDM menargetkan bauran energi dari fosil ke EBT bisa mencapai 23 persen di tahun 2025. Sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Indonesia menargetkan di usia kemerdekaannya yang ke-100 di tahun 2045, bauran EBT sudah bisa mencapai 30 persen," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.