Dark/Light Mode

Efektivitas PSBB Dipertanyakan

Jumat, 24 April 2020 02:39 WIB
Ketua Komite II DPD Yorrys Raweyai didampingi Wakil Ketua Komite II DPD Abdullah Puteh (kiri) dan Wakil Ketua Komite II Hasan Basri (kanan) saat menggelar virtual meeting dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (23/04). Foto: Humas DPD
Ketua Komite II DPD Yorrys Raweyai didampingi Wakil Ketua Komite II DPD Abdullah Puteh (kiri) dan Wakil Ketua Komite II Hasan Basri (kanan) saat menggelar virtual meeting dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (23/04). Foto: Humas DPD

RM.id  Rakyat Merdeka - Komite II DPD mempertanyakan kebijakan Pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memilih untuk tidak melakukan karantina wilayah (lockdown) sejak 30 Maret 2020. Untuk itu efektivitas PSBB perlu dikaji kembali mengingat angka pasien yang positif terinfeksi virus corona terus bertambah mencapai 6.760 pasien (20 April 2020). 

“Kebijakan PSBB seharusnya tetap diikuti dengan kampanye social distancing maupun physical distancing sehingga masyarakat tetap memiliki kesadaran untuk saling menjaga jarak walaupun sedang berada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya,” ucap Ketua Komite II DPD Yorrys Raweyai didampingi Wakil Ketua Komite II DPD Abdullah Puteh, Wakil Ketua Komite II Hasan Basri melalui virtual meeting dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (23/04).

Senator asal Papua itu menjelaskan penegak hukum juga harus mengantisipasi meningkatnya angka kejahatan. Berdasarkan hasil evaluasi dari Polri menunjukkan peningkatan angka kejahatan sebesar 11,80 persen selama PSBB diterapkan di beberapa daerah. 

“Jenis kejahatan yang terjadi didominasi tindakan pencurian dengan pemberatan (curat) dengan sasaran minimarket,” terangnya.

Baca juga : Pekan Ini, Nasib Bundesliga Diputuskan

Yorrys juga mendesak BNPB berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dalam peranannya mengatasi dampak sosial dan ekonomi pada seluruh lapisan masyarakat. “Utamanya masyarakat berpenghasilan rendah, atas penerapan PSBB,” paparnya. 

Selain itu, Ketua Komite II DPD juga mengharapkan bahwa penanganan dan pencegahan virus corona harus dilakukan secara menyeluruh dari tingkat kabupaten/kota hingga perdesaan. Untuk itu peran BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan desa harus saling bersinergi.

“Seluruh rantai koordinasi harus jelas. BNPB dan BPBD harus dapat memastikan seluruh relawan yang terjun ke masyarakat telah mempunyai pengetahuan. Terlebih lagi, kebanyakan masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan adalah kelompok umur yang sangat rentan terhadap penyebaran virus,” kata Yorrys.

Sementara, Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan bahwa rasio jumlah dokter dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 1:1.300 orang. Sedangkan jumlah dokter spesialis paru sangat terbatas sehingga hal ini menjadi permasalahan. 

Baca juga : Besok, PSBB di Tangerang Raya Diberlakukan

“Selain itu, rasio anggaran kesehatan dan jumlah rumah sakit yang tersebar di Indonesia masih sangat kecil,” terangnya.

Doni menambahkan saat ini BNPB berupaya memaksimalkan tenaga relawan medis dan non-medis. “Relawan tingkat desa juga kami gerakkan sehingga dapat menggerakkan edukasi dan sosialisasi,” lontarnya. 

Pada sesi tanya jawab dengan Komite II DPD, Doni juga menyampaikan dalam waktu dekat BNPB akan membagikan alat pelindung diri (APD) kepada seluruh daerah untuk melengkapi tenaga medis di berbagai rumah sakit. Ia juga mengajak anggota DPD dapat mengawasi penyaluran APD tersebut. 

Bagian Indonesia tengah dan timur, tambah Doni, memiliki keterbatasan dengan jumlah laboratorium dan alat kesehatan. Kapasitas laboratorium dan kemampuan regional untuk pemeriksaan massal di seluruh Indonesia masih perlu ditingkatkan. 

Baca juga : Anies Pastikan PSBB DKI Bakal Diperpanjang

“RS Darurat sangat bermanfaat untuk menampung pasien dengan tingkat kesakitan sedang. RS Rujukan hanya untuk pasien yang sakit berat, serius, dan kritis,” jelasnya. [KRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.