Dark/Light Mode

Program Bank Sampah Banyak Keluhan

DPR Ingin Pemerintah Aktif Di Gerakan Plastic Exchange

Minggu, 6 September 2020 09:04 WIB
Aktivitas di Bank Sampah (Foto: Istimewa)
Aktivitas di Bank Sampah (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Menariknya, sambung Nyoman, semua masyarakat bisa ikut berdonasi atau berkontribusi dalam program ini. Karena itu, dia tidak bisa membayangkan peran serta masyarakat andaikata program-program bantuan pemerintah dibarengi dengan kegiatan sadar lingkungan. 

“Coba dibayangkan kalau fasilitas seperti BLT, bantuan sembako dan stimulus yang diberikan ke masyarakat disertai dengan ajakan ‘ayo sebelum dibagikan kita kumpulkan plastik dulu’. Justru posisi masyarakat tidak sekadar menengadahkan tangan ke bawah. Saya sudah banyak ikut gerakan, ikut donasi beras kadang 50 kilogram, bahkan sampai 150 kilogram, tetapi saya bangga betul karena beras saya dipakai untuk merawat lingkungan. Saya ikhlas. Begitu juga masyarakat yang datang setelah mengumpulkan plastik, dia mendapatkan beras, mereka merasa terhormat. Sebab mereka berkeringat dulu baru mendapatkan beras,” katanya. 

Baca juga : Azis Syamsuddin Puji Nota Protes Menlu Terkait Pembakaran Al-Qur`an di Swedia

Selain itu, sambung Nyoman, pemerintah bisa mengelaborasi penggunaan dana desa dan gerakan Plastic Exchange untuk mengatasi sampah plastik di lingkungan pedesaan. Nyoman menegaskan, dari 40 gerakan mengubah plastik jadi pangan atau uang yang dilakukan di daerah pemilihannya, ternyata hasilnya memuaskan dan biaya yang dikeluarkan cukup ringan. 

“Karena itu saya berharap (gerakan Plastic Exchange) ini diakomodir pemerintah. Saya melihat betapa gerakan ini bisa masif dilakukan dengan biaya yang ringan. Contoh di dana desa kita tercantum kebutuhan merawat lingkungan. Di dana desa adat juga ada yang namanya merawat desa. Jadi tinggal penggunaannya untuk apa. Jadi merubah pola saja sesungguhnya, dan itulah yang harus diberikan sebagai alat penukar dari plastik apa,” katanya. 

Baca juga : Azis Syamsuddin Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB

Dia mengingatkan selama ini pemerintah sudah menghabiskan biaya besar dalam merawat dan menjaga lingkungan cuma hasilnya tidak maksimal. Biaya sudah keluar, tapi lingkungan tidak kunjung bersih. Padahal tujuan utama dari gerakan ini adalah mencegah jangan sampai limbah plastik terbuang ke laut. 

Namun demikian, lanjut Nyoman, butuh konsistensi untuk menjawab persoalan lingkungan akibat limbah plastik ini. Selain itu, kebijakan yang diambil tidak bisa sekadar anget-anget tai ayam, sebab saat ini pemerintah harus berhadapan dengan budaya masyarakat yang kadung boros plastik. Karena itu, harus ada upaya masif untuk mengurangi ketergantungan plastik di masyarakat, yang tentunya dengan pelibatan dunia usaha. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.