Dark/Light Mode

Gaduh Penghapusan UN

Putra: Mas Nadiem, Perbaiki Komunikasi

Kamis, 19 November 2020 06:48 WIB
Anggota Komisi X DPR Putra Nababan. (Foto:Ist)
Anggota Komisi X DPR Putra Nababan. (Foto:Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi X DPR Putra Nababan meminta Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Nadiem Makarim memperbaiki cara komunikasi ke publik dalam menjelaskan kebijakan-kebijakannya.

Putra tak ingin, kebijakan yang harusnya baik menjadi negatif di masyarakat. Sikap Putra ini menyikapi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang telah menghapus Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa menjadi assessment nasional atau Assessment Kompetensi Minimum (AKM).

“Terkait assessment nasional, saya ingin mengingatkan bahwa banyak hal-hal baru yang ditelurkan Mas Menteri dan Kemendikbud ini menimbulkan miskomunikasi. Bahasa persnya itu kegaduhan,” kata Putra dalam rapat kerja Komisi X bersama Menteri Nadiem dan jajaran di Gedung DPR, Jakarta, belum lama ini.

Putra mengatakan, gaduh ini dalam suatu kebijakan bisa berkonotasi negatif. Menjadi heboh lantaran strategi komunikasi yang dilakukan Menteri Nadiem dan jajaran dalam menyampaikan suatu gagasan yang original dan punya nilai-nilai terobosan kurang sistemik.

Baca juga : PGN Raih Penghargaan Laporan Keberlanjutan 2019 Terbaik

“Belum muncul saja sudah dibocorkan dan tidak ada antisipasinya,” katanya.

Namun demikian, dia mengapresiasi sikap Menteri Nadiem yang memanfaatkan rapat kerja bersama DPR ini untuk menjelaskan langsung perihal kebijakan assessment nasional ini.

Bagi Putra, ini menunjukkan bahwa Menteri Nadiem merasa bahwa DPR ini betul-betul rumah rakyat. Dia pun meminta agar tidak heboh lagi, Menteri Nadiem membuat aturan atau turunan yang lebih rinci terkait assessment nasional ini ke para guru, murid dan orang tua sehingga komunikasi bisa berlangsung secara sistematis.

Selain itu, Nadiem diminta turun ke masyarakat menjelaskan kehebohan tersebut.

Baca juga : Jangan Termakan Mitos Vaksin, Faktanya Imunisasi Aman

“Mas Menteri lakukan itu sudah benar, turun lapangan jelaskan itu tapi back office-nya di Kemendikbud harus bisa gunakan semua platform. Sehingga semua pihak-pihak yang mau menggeser komunikasi itu bisa ke gap, tidak bisa melakukan banyak hal,” katanya.

Putra berpandangan, assessment nasional ini merupakan angin segar dalam peningkatan kualitas pendidikan anak bangsa. Namun kembali lagi, strategi komunikasi mesti diperbaiki tidak semua pendidik dan instansinya itu paham di lapangan.

Sementara itu, Menteri Nadiem Makarim meminta para siswa tidak perlu khawatir dengan sistem AKM. Orang tua juga tidak perlu menyuruh anaknya untuk ikut bimbingan belajar atau bimbel guna menghadapi AKM.

“Jadi, tidak ada gunanya keluarkan uang untuk bimbel. Satu, karena tidak ada konsekuensinya bagi murid. Ini evaluasi sekolah,” ujarnya.

Baca juga : Menteri ATR/BPN Resah Dengan Buzzer Mafia Tanah, Pakar Komunikasi Sarankan Ini

Nadiem menegaskan AKM tidak bisa dibimbelkan. Sebab, AKM hanya akan mengukur kemampuan nalar siswa.

“Kita ingin melakukan pemotretan situasi yang ada. Tidak bisa hanya dengan melakukan bimbel-bimbel cepat tiba-tiba meningkat. Jadinya mohon orang tua murid sadar bahwa tidak ada keperluan sama sekali untuk anaknya dipersiapakan AKM,” tegas Nadiem. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.