Dark/Light Mode

Bamsoet Dorong PPKn Kembali Masuk Pelajaran Wajib Di Semua Jenjang Pendidikan

Kamis, 19 November 2020 20:47 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai, dunia akademis masih cenderung menempatkan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pelajaran atau mata kuliah 'kelas dua'. PPKn hanya sebagai mata kuliah 'pelengkap' yang dianggap kurang menarik dan membosankan.

Padahal, pembelajaran PPKn ditujukan untuk membangun wawasan kebangsaan dan membentuk serta mengembangan karakter dan jati diri bangsa. Khususnya, bagi generasi muda bangsa selaku pewaris estafet kepemimpinan nasional, agar selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal dan berpedoman kepada nilai-nilai luhur Pancasila. 

"Saya bersyukur, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau tetap memiliki Program Studi PPKn. Bahkan, tahun ini sedang merayakan Milad ke-56 Prodi PPKn. Ini menunjukkan bahwa civitas akademika Universitas Riau memiliki kepedulian dan keberpihakan terhadap eksistensi pendidikan karakter dan jati diri bangsa di lingkungan pendidikan tinggi," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menjadi Keynote Speech Sosialisasi Empat Pilar MPR dalam rangka Milad ke-56 Prodi PPKn di Universitas Riau, secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (19/11).

Baca juga : Bamsoet Dukung Tim Mandalika Berlaga Di Ajang Moto2

Turut hadir antara lain Rektor Universitas Riau Prof Aras Mulyadi, DEA, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Iwantono, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prof Mahdum, dan Koordinator Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Hambali.

Ketua DPR ke-20 ini menilai terpinggirkannya mata pelajaran PPKn merupakan tantangan yang harus dijawab dengan kreasi dan inovasi. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain melalui penyegaran metode pembelajaran yang adaptif terhadap kemajuan zaman serta tidak bersifat dogmatis.

"Benchmark atau margin tolok ukur keberhasilan pembelajaran PPKn adalah ketika tumbuh kesadaran kolektif di lingkungan akademis. Bahwa program studi PPKn telah menjadi suatu kebutuhan, dan bukan keterpaksaan demi kewajiban pemenuhan SKS belaka," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Ajak Masyarakat Dukung Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional

Dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR tersebut, Bamsoet juga mengajak mahasiswa sebagai generasi muda bisa mengoptimalkan perannya dalam penanganan pandemi Covid-19. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan. Pertama, karena pandemi hadir pada era disrupsi, yang kemajuan teknologi dan modernitas telah mempengaruhi tatanan pada seluruh sektor kehidupan, implementasi peran pemuda mesti diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada penyusunan konten dan format sosialisasi penerapan protokol kesehatan melalui berbagai platform dan medium yang kreatif sehingga lebih mempunyai daya Tarik.

Kedua, pemuda harus memelopori lahirnya informasi yang sehat dan inklusif di tengah-tengah masyarakat. Hadirnya era internet, yang hingga kuartal II-2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen (diakses sekitar 196,7 juta orang), penyebarluasan berbagai informasi terkait penanganan pandemi melalui media online menjadi penting dan krusial.

"Tidak saja untuk memberikan informasi yang akurat dan mendidik, tetapi juga untuk mengimbangi dan menangkal informasi yang tidak benar (hoaks) tentang covid-19. Ini penting, karena merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Rabu 21 Oktober 2020, tercatat ada temuan 2.025 hoaks terkait Covid-19," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.