Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Musim Panen, Harga Malah Jeblok
Duh, Nasib Petani Kita Tak Semujur Importir
Selasa, 12 Januari 2021 07:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron prihatin dengan kesejahteraan petani yang kini terus merosot. Kontras dengan importir pangan yang terus meraup untung di tengah penurunan produksi pangan.
“Kasihan petani Indonesia. Di saat musim panen dan produksi bagus, harga jatuh. Harga komoditasnya dibatasi HPP (Harga Pembelian Pemerintah),” katanya, kemarin.
Baca juga : PKB Ajak Tokoh Nasional Teladani Presiden Jokowi
Herman lalu menyoroti harga kedelai yang melonjak tinggi saat perajin tahu dan tempe butuh pasokan yang mayoritas diimpor dari Amerika Latin ini. Dia juga menyebut harga bahan pokok seperti bawang merah menurun drastis akibat produksi berlebih, karena banyak daerah tengah panen raya. Dia pun bertanya, di mana kehadiran negara saat dibutuhkan para petani.
“Nasib petani tidak sebaik importir yang setiap saat dapat meraup untung sebesar-besarnya. Saat ini harga bawang merah anjlok. Padahal, kedelai impor naik. Mendag (Menteri Perdagangan) ke mana,” heran politisi senior Partai Demokrat ini.
Baca juga : El Real Jeblok, Zidane : Saya Tidak Akan Mundur
Sementara Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menilai, penyebab kenaikan harga kedelai saat ini karena permintaan di pasar dunia yang cukup tinggi. Kondisi ini pula yang menyebabkan harga kedelai melejit. Sehingga berdampak pada terhentinya produksi perajin tahu dan tempe.
“Sekarang harga kedelai 13 dolar AS per bushel (gantang-red). Harga ini harga tertinggi dalam enam tahun terakhir,” kata Lutfi.
Baca juga : PM Pakistan Minta Facebook Larang Konten Islamophobia
Selain itu, tingginya harga kedelai juga akibat terganggunya produksi di negara-negara penghasil kedelai dunia. Negara-negara Amerika Latin yang merupakan salah satu produsen terbesar kedelai mengalami gangguan cuaca. Ditambah lagi aksi mogok kerja di sektor distribusi dan logistik. Sedangkan permintaan kedelai di pasar dunia juga melonjak tajam.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya