Dark/Light Mode

PPKM Berbasis Mikro Berlaku, Gus Nabil Minta Ormas Dan Pesantren Dilibatkan

Senin, 8 Februari 2021 19:21 WIB
Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil). (Foto: Ist)
Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen mengingatkan, peran kelompok masyarakat dalam penanggulangan Covid-19 amat penting. Karenanya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan pendekatan berbasis mikro kudu melibatkan kelompok masyarakat.

Misalnya, perangkat RT-RW harus dibekali teknologi informasi serta manajemen data yang memadai untuk melapor dan meng-update data terkait Covid-19 di kawasan mereka.

"Sejak awal, saya sampaikan bahwa desa dan RT, RW punya peran penting dalam penanggulangan Covid-19," ungkap Gus Nabil, sapaan akrabnya saat kunjungan kerja spesifik Komisi IX DPR ke RSUP Surakarta, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.  

Baca juga : Wakil Ketua Komisi X DPR Anggap SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah Lebay

Anggota dewan daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V ini berpendapat, pelibatan jaringan Bintara Pembina Desa (Babinsa) hingga TNI dan Polri itu bisa saja efektif. Namun, harus dipertimbangkan secara matang. Jangan sampai, pelibatan aparat itu menimbulkan masalah baru karena pendekatannya keamanan.  

"Pendekatan paling baik yakni dengan pendekatan sosial, misalnya dengan menggandeng Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, hingga pesantren serta ormas sosial yang punya komitmen kuat untuk keindonesiaan," papar Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Bahkan, kata dia, ketahanan pangan bisa dibangun di level desa atau RT-RW, dengan demikian warga bisa bertahan, setidaknya dalam konteks pangan.

Baca juga : Senayan Minta Bulog Rilis Stok Beras Di Gudangnya

"Nah, kita harus menggerakkan perangkat RT-RW agar mereka mengedukasi warganya," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.  

Dia menambahkan, kedua pendekatan itu punya kelebihan dan kekurangan, maka harus dipilih mana yang paling tepat. Dia mengatakan, bisa jadi di satu kawasan, pendekatan provinsi lebih baik daripada di provinsi lain. Sementara, di kawasan lain, pendekatan kota atau kabupaten lebih tepat.

"Maka, harus disiapkan instrumen yang tepat untuk menganalisa itu, dan dengan indikator yang jelas, agar kebijakan bisa diterapkan secara maksimal," imbuh Gus Nabil. 

Baca juga : Komisi I DPR Harap Uni Eropa Buka Akses Pasar Minyak Sawit

Selain itu, dia menilai kedua hal itu harus saling melengkapi, yakni kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat.

"Nah, pemerintah harus konsisten dengan kebijakannya. Sementara kita terus mengajak dan mengedukasi warga agar menaati protokol kesehatan seraya saling membantu agar kita bisa melewati pandemi ini," pungkas Gus Nabil. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.