Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Heran Deh, Ada LSM Indonesia Ikut Jelek-jelekin Sawit

Jumat, 19 April 2019 23:42 WIB
Anggota Komisi IV DPR Robert J Kardinal (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi IV DPR Robert J Kardinal (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Yang menjelek-jelekkan sawit atau crude palm oil (CPO) ternyata bukan cuma Uni Eropa. Ada organisasi dan LSM dalam negeri yang ikut-ikutan menjelek-jelekkan produk andalan Indonesia itu.

Kondisi ini sangat disayangnya Anggota Komisi IV DPR Robert J Kardinal. Politisi Partai Golkar ini menyebut, organisasi dan LSM tadi sebagai pengecut. Sebab, mereka membusukkan sesuatu yang menjadi mata pencaharian masyarakat Indonesia. Saat ini, ada jutaan petani Indonesia menggantungkan kehidupannya dari perkelapasawitan.

“Kita sangat sayangkan masih ada orang Indonesia atau LSM luar negeri menjelek-jelekkan Indonesia. Bikin propaganda hancurkan CPO kita. Lucu, seorang WNI atau LSM menjelek-jelekkan sawit kita di luar negeri. Di mana coba nasionalismenya?” kata Robert.

Baca juga : Putra Mahkota Saudi: Indonesia Beruntung Punya Pemimpin Yang Jelas dan Maju

Untuk Uni Eropa, Robert bisa memahami jika mereka gencar melakukan kampanye negatif terhadap sawit. Sebab, sawit merupakan pesaing bagi produk pertanian mereka dalam membuat biofuel. Mereka takut produknya tergilas sawit.

“Uni Eropa permainkan kita karena mereka takut. Kebanyakan mereka saat ini sudah beralih ke biofuel. Kalau sawit kita masuk ke sana, berarti Indonesia dapat manfaat banyak dari sana. Secara bisnis, tentu mereka tidak mau itu terjadi. Sawit kita kan tidak jauh berbeda dengan produk bunga matahari mereka. Tapi, mereka buat opini di dunia seolah-olah bunga matahari paling ramah lingkungan. Padahal, begitu di cek belum tentu,” kata politisi asal Papua Barat ini.

Atas kondisi ini, Robert mendukung rencana Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan ekspor sawit ke Uni Eropa. Penghentian ekspor tersebut untuk memberi pelajaran bagi Uni Eropa. Robert yakin, dengan ketegasan Indonesia, Uni Eropa akan rugi besar. Mereka akan kekurangan bahan baku untuk industri.

Baca juga : India Open, Enam Wakil Indonesia Melaju

Yang tidak kalah penting, kata Robert, penghentian ekspor sawit ini penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia negara berdaulat. Indonesia tidak bisa diatur-atur dan apalagi dijelek-jelekkan negara lain.

Sebagai produsen CPO terbesar di dunia, tambah Robert, Indonesia harus menunjukkan jati diri dan ketegasan. Jika perlu, Indonesia tampi sebagai negara pengendali utama CPO bersama Malaysia.

“Kita kan produsen terbesar CPO di dunia, kemudian Malaysia. Sebagai sesama negara ASEAN dan serumpun, kita harus tampil jadi pengendali. Bukan kita yang dikontrol Uni Eropa,” tegasnya.

Baca juga : Berkat LCS, Perdagangan Indonesia dan Thailand Makin Kuat

Robert yakin, jika Indonesia mengurangi, apalagi menghentikan, ekspor sawit ke Uni Eropa, mereka akan jera. Sedangkan Indonesia tidak akan rugi. Sebab, jumlah ekspor sawit ke Uni Eropa cuma berapa persen dari seluruh ekspor ke negara lain selama ini.

“Jadi, memang harus kita beri pelajaran juga mereka. Biar mereka bingung. Biarkan mereka mengalami produk olahan CPO dan turunannya, seperti susu, jadi mahal. Kita kurangi juga impor barang dari Eropa. Biar mereka makin rugi. Harus kita buat serangan balik. Jadi, tidak usah gentar melawan mereka,” tegas Robert. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.