Dark/Light Mode

Festival 76 Tahun Kemerdekaan RI

Bamsoet Ajak Optimalkan Bonus Demografi, Songsong Indonesia Emas

Selasa, 17 Agustus 2021 17:12 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

 Sebelumnya 
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini  menambahkan, Afrika Selatan gagal memanfaatkan bonus demografi disebabkan kurangnya perhatian pada kualitas pendidikan dan rendahnya tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sedangkan Brazil gagal memanfaatkan bonus demografi karena keterpurukan ekonomi, tergerusnya sumberdaya negara untuk jaring pengaman sosial dan pensiun, serta terabaikannya kualitas pendidikan, infrastruktur dan penyediaan lapangan pekerjaan.

"Untuk menghindari kemubaziran bonus demografi seperti yang dialami Afrika Selatan dan Brazil tersebut, kita harus menyadari, bahwa nilai kemanfaatan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila terpenuhi dua prasyarat. Pertama, jumlah usia produktif yang berlimpah adalah sumberdaya yang berkualitas. Kedua, adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Pastikan Presiden Hadiri Sidang Tahunan MPR

Kepala Badan Penegakan Hukum dan Pertahanan Kadin Indonesia ini memaparkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Memperlihatkan jumlah penduduk berusia produktif lebih dari 191 juta jiwa, sekitar 64,5 juta jiwa diantaranya berusia 16 hingga 30 tahun. Dari aspek latar belakang pendidikan, sebagian besar pemuda Indonesia (74,18 persen) lulusan sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Hanya 10,36 persen yang menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi.

"Dari aspek potensi ekonomi dan ketenagakerjaan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pemuda Indonesia pada tahun 2020 juga belum optimal, yaitu sebesar 61,31 persen. Pada tahun 2020, BPS juga mencatat tingkat pengangguran terbuka pemuda Indonesia sebesar 15,23 persen. Artinya, dari setiap 100 angkatan kerja pemuda, terdapat sekitar 15 pemuda yang tidak, atau belum bekerja," papar Bamsoet.

Baca juga : Srikandi BUMN Ajak Milenial Bangun Perekonomian Indonesia

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan, melihat profil statistik Pemuda Indonesia tersebut, harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Peningkatan kompetensi pemuda sebagai sumberdaya pembangunan adalah prioritas utama, mengingat seiring laju perkembangan zaman, tantangan ke depan akan semakin kompleks dan dinamis. Apalagi saat ini, di tengah upaya mengejar laju modernitas zaman pada era revolusi industri 4.0, dan menyongsong era society 5.0.

"Menjadi kewajiban kita untuk mempersiapkan kehadiran generasi emas, yang akan menjadi tumpuan masa depan Indonesia. Generasi Emas yang kita ingin wujudkan bersama adalah generasi yang tidak saja kompeten, profesional, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global. Namun terpenting adalah, memiliki wawasan kebangsaan, yaitu generasi yang berhati Indonesia, dan berjiwa Pancasila," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.