Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Persoalkan Kelakuan Smelter Tiongkok
DPR: Pak Mendag, Please Bela Para Pengusaha Lokal
Minggu, 29 Agustus 2021 07:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Politisi Senayan menyayangkan masih terjadinya perlakuan tidak adil yang diterima pengusaha lokal dengan pemilik pabrik pemurnian (smelter) asal Tiongkok. Usai persoalan Harga Patokan Mineral (HPM) nikel, para pengusaha nikel kembali menemui persoalan baru terkait kinerja surveyor.
Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, dia mendapat laporan dari pengusaha nikel, ternyata mereka masih dizalimi dengan berbagai cara. Lantaran terjadi perbedaan jauh dari hasil uji kadar logam nikel antara yang dilakukan surveyor yang ditunjuk Pemerintah dengan yang ditunjuk pembeli.
Baca juga : Kementan Prioritaskan Kesejahteraan Peternak Lewat Stabilisasi Perunggasan
“Penurunannya bisa jauh, dari 1,8 persen bisa menjadi 1,5 persen bahkan 1,3 persen. Akibatnya, pengusaha mengalami kerugian,” kata politisi Gerindra ini di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.
Menurut Andre, Pemerintah sudah menentukan Harga Patokan Mineral (HPM) yang digunakan sebagai acuan dasar royalti. Pemerintah juga telah menunjuk lima surveyor, yakni Sucofindo, Surveyor Indonesia, Carsurin, Geo Service, dan Anindya. Surveyor ini menentukan HPM, besaran royalti, dan PPh tersebut, dan juga uji kadar logam nikel.
Baca juga : Renungan Suci Di Kalibata, Presiden Doakan Para Pahlawan
Andre menduga, perbedaan hasil uji kadar logam nikel ini karena surveyor yang ditunjuk antara pengusaha lokal dengan pabrik smelter Tiongkok berbeda. Smelter Tiongkok menunjuk surveyor Anindya, sementara pengusaha lokal menggunakan Sucofindo atau Surveyor Indonesia.
“Kalau pakai Sucofindo atau Surveyor Indonesia angkanya 1,87 persen. Begitu sampai ke smelter Tiongkok jatuh jadi 1,5 persen. Jauh turunnya,” terang Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya