Dark/Light Mode

Serang Prabowo-Sandi

Andi Arief: Kalah Terpuruk, Malah Salahkan Demokrat, SBY dan AHY

Jumat, 7 Juni 2019 16:06 WIB
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Istimewa).
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief meminta kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, tidak mengkambinghitamkan partainya atas kekalahan mereka dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Lewat akun Twitternya, Andi Arief mengingatkan, pasangan 02 deklarasi capres-cawapres tanpa melibatkan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhuyono (AHY).

"Artinya, merasa kuat dan punya perhitungan sendiri untuk menang. Dalam kenyataannya kalah terpuruk, malah menyalahkan Partai Demokrat, SBY dan AHY. Ngambek pada kekuatan yang tidak dilibatkan," cuit Andi, Jumat (7/6).

Ditinggalnya Partai Demokrat itu saat deklarasi, disebut Andi disebabkan hanya karena partai bintang mercy itu bilang, Prabowo tidak memiliki peluang menang berdasar survei jika berpasangan dengan Sandi.

Baca juga : Soal Kasus Andi Arief, Ini Pernyataan Pers Partai Demokrat

Partai besutan SBY itu pun menyarankan Prabowo mencari cawapres lain agar ada kesempatan menang.

Andi menegaskan, ini bukan berdasarkan pandangan subjektif pada Sandi dari Partai Demokrat, SBY dan AHY. Tapi, berdasarkan survei saat itu, Sandi teridentifikasi politik SARA, sehingga sulit menang di Jateng dan Jatim yang pemilihnya besar.

"Pak Prabowo keras kepala dan meninggalkan Demokrat. Kini terbukti," ungkap Andi Arief. Sekalipun tidak yakin akan kemenangan 02, namun Partai Demokrat, SBY dan AHY tetap berupaya mencari jalan yang benar agar pasangan itu menang.

"Berkali-kali pertemuan mengusulkan sesuatu yang positif namun selalu ditolak oleh 02. Kawan yang baik adalah yang mengajarkan hal benar," sindir Andi. Ada hal yang tidak pantas dia kemukakan soal alasan Prabowo memaksakan memilih Sandi sebagai wakilnya.

Baca juga : Kok Aneh, Waketum Gerindra Malah Nyalahin Jokowi

"Biarlah itu menjadi rahasia Partai Demokrat, SBY dan AHY. Namun sejarah mencatat bahwa Partai Demokrat, SBY dan AHY sudah menunjukkan jalan menang namun ditolak Pak Prabowo," ulang Andi.

Andi pun mengingatkan siapa pun yang hendak maju menjadi capres dalam pilpres mendatang bisa mengambil pelajaran dari kekalahan 02. Mereka diminta memperhatikan survei sebagai salah satu alat bantu kemenangan.

"Punya uang banyak namun survei tidak berpeluang dalam level pilpres jangan memaksakan diri," sindirnya.

Mantan staf khusus presiden bidang bencana alam ini juga mengungkapkan Prabowo pernah disampaikan soal isu penyelenggara Pemilu dan aparat yang dianggap tidak netral. Namun, eks Danjen Kopassus itu menyatakan bahwa KPU saat ini berbeda, profesional dan netral.

Baca juga : TKN : Terlalu Berisiko Menangkap Orang Berdasarkan Motif Politik

"Tak perlu khawatir dengan KPU saat ini. Itu kalimat dari mulut Pak Prabowo," ujar Andi menirukan perkataan Prabowo saat itu.

Kini Pileg dan Pilpres sudah selesai. KPU sudah menyatakan 01 menang. Tinggal menunggu putusan MK. Andi mengingatkan, Partai Demokrat bukan anak buah koalisi, karena bukan fusi. "Sehingga apa yang menjadi arah politik Partai Demokrat sepenuhnya hak kami," tutup Andi. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.