Dark/Light Mode

Ambisi Usung Capres Sendiri

Koalisi Pemerintah Diramal Bubar Jalan

Minggu, 20 Februari 2022 06:07 WIB
Ilustrasi. Joko Widodo dan KH Ma`ruf Amin didampingi pimpinan partai Koalisi Indonesia kerja di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (Foto. Antara)
Ilustrasi. Joko Widodo dan KH Ma`ruf Amin didampingi pimpinan partai Koalisi Indonesia kerja di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). (Foto. Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koalisi partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin bakalan bubar pada Pemilu 2024. Ramalan ini diungkapkan salah satu anggota koalisinya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Salah satu indikasinya, akan muncul dua atau lebih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consultants, Pangi Syarwi Chaniago setuju dengan prediksi PPP.

Jika Presidential Threshold (PT) masih 20 persen, kemungkinan ada tiga poros koalisi pasangan Capres-Cawapres pada 2024.

“Akan ada tiga calon maksimal,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Perintah Pak Luhut, Silakan Jalan-jalan

Bangunan koalisi parpol dalam Pilpres, kata Pangi, ada tiga dasar. Yakni kedekatan idelogis, kedekatan visi misi dan agenda, serta transaksional pragmatis.

“Kebanyakan yang transaksional. Kecuali yang idelogis seperti PDI Perjuangan dan PKS, nggak bakal ketemu itu di nasional,” terangnya.

Dari simulasi yang rmai beredar, saat ini prediksi koalisi partai pertama yakni poros partai papan tengah PKS, Demokrat, PPP, dan PAN yang bisa jadi satu poros.

Poros kedua, bisa PDIP, Nasdem dan PKB. Poros ketiga bisa Gerindra, dengan sisanya atau Partai Golkar juga bisa jadi poros sendiri dengan menggandeng satu partai.

Baca juga : Mahfud: Pemerintah Dukung Jurnalisme Berkualitas

“Sebenarnya ada tiga partai besar yang selama ini jadi poros utama atau juru penentu. Peta Pilpres kan selama ini ditentukan Gerindra, PDIP dan Golkar. Yang lain jadi pengikut saja,” paparnya.

Pangi berharap, pada Pemilu 2024, peta partai koalisi saat Pilpres tetap bertahan hingga lima tahun masa pemerintahan. Tidak seperti pada 2019, koalisi partai yang kalah malah bergabung dalam pemerintahan.

“Ini agak aneh, cuma di Indonesia lawannya masuk pemerintahan. Gerindra, PAN, PPP kan masuk. Kalau begini, oposisi akan lemah. Bangunan koalisi kita dibentuk setelah pertarungan,” tuturnya.

Jika mengulangi praktek ini di 2024, bisa dipastikan jalannya pemerintahan akan ugal-ugalan. Partai oposisi yang minim di parlemen, suaranya tak akan dianggap.

Baca juga : Puncaki Klasemen, Skuad Arema Dapat Bonus Jam Tangan

“Sekarang kan Demokrat dan PKS tidak didengar. Tidak ada check and balances, tidak sehat,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani menilai, koalisi Jokowi-Ma’ruf bakal bubar pada Pemilu 2024. Dia menduga, pasangan Capres-Cawapres akan lebih dari dua.

“Sangat memungkinkan untuk partai-partai koalisi ini membelah diri menjadi pengusung 3 paslon dalam Pilpres,” kata Arsul.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.