Dark/Light Mode

Mantu Amien Rais Jadi Ketua Umum

Partai Ummat Bantah Anut Dinasti Politik

Sabtu, 19 Maret 2022 07:35 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Buni Yani. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Buni Yani. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Buni Yani menegaskan, sekalipun dipimpin menantu Amien Rais, Partai Ummat sama sekali tidak menganut politik dinasti.

Pernyataan ini, merupakan reaksi atas analisa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie, bahwa partai politik yang lahir pascareformasi, masih terdiagnosa berupaya membangun dinasti politik. Termasuk, Partai Ummat. “Tuduhan itu tidak benar sama sekali. Mungkin itu terjadi di partai lain,” ujar Buni kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Politisi asal Lombok ini berdalih, mereka yang menyimpulkan Partai Ummat itu dinasti politik karena Ketum Ridho itu menantu menantu Amien Rais tidak paham sejarah partainya. Partai berlambang Perisai Bintang ini bukanlah partai yang mengangkat pengurus berbasis kedekatan personal.

Baca juga : Ditunjuk Anies Jadi Komut TransJakarta, Sudirman Said Punya Harta Rp 4,6 Miliar

Diceritakan, saat partai ini berdiri, Amien Rais tidak mencalonkan Ridho sebagai ketua umum. Bahkan, dia juga tidak berkenan menjadi ditunjuk memimpin Partai Ummat. Regenerasi kepemimpinan bangsa yang berkualitas, menjadi kata kuncinya.

“Dulu Pak Amien mencalonkan seseorang yang punya kapabilitas, tapi orang bersangkutan tidak bisa, karena sudah ada komitmen dengan organisasi lain. Sementara sejumlah kader mencalonkan salah seorang putra Pak Amien tapi Pak Amien menolaknya,” ungkapnya.

Singkat cerita, tahun lalu, Partai Ummat harus dideklarasikan sementara calon ketuanya belum ada. Maka, Majelis Syuro Partai Ummat mengusulkan untuk menjadikan Ridho Rahmadi sebagai pemimpin. Basisnya, leadership dan masuk kategori milenial. “Jadi usul ini dari orang lain, bukan dari Pak Amien,” bebernya.

Baca juga : Kurang Dua Pekan, Rusia Jadi Negara Penerima Sanksi Terbanyak Di Dunia

Akhirnya, Ridho Rahmadi menjadi Ketua Umum. Sehari sebelum deklarasi, Amien Rais mengumpulkan para pendiri partai dan mengatakan, jika nanti ada tokoh lain yang lebih baik dari menantunya itu, maka akan diganti. “Kalau Mas Ridho sampai hari ini belum diganti, itu artinya kinerja dia bagus dalam mengurus partai,” katanya.

Buni mengamini, saat ini Indonesia menghadapi tantangan berat dengan masuknya oligarki dan pengusaha di dalam sistim politik. “Untuk melawan kekuasaan oligarki yang dianggap menyengsarakan rakyat, Partai ummat didirikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Jimly Asshiddiqie menganalisa, partai politik yang lahir pascareformasi masih terdiagnosa berupaya membangun dinasti politik. Termasuk, partai teranyar bentukan Amien Rais, Partai Ummat.

Baca juga : Anies Jajaki Kerja Sama Transportasi Hingga Sampah Dengan Korsel

“Lihatlah partai-partai yang lahir setelah Reformasi, cepat sekali jadi kerajaan. Semuanya. Termasuk Partai Pak Amien Rais. Itu pun sudah mantu, tetap aja,” ujar Jimly, di Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah, secara daring, Rabu (16/3).

Jimly mengkritik posisi Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi, yang juga menantun Amien Rais. Menurutnya, peristiwa ini adalah bagian fenomena corak budaya politik Indonesia yang masih bersifat kerajaan.

Menilik sejarah, upaya menjadikan Indonesia ini menjadi kerajaan juga muncul saat Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) 1945. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.