Dark/Light Mode

Soal Pencabutan Dukungan ke Bamsoet, Rizal Bantah Ancam Para Kader

Selasa, 2 Juli 2019 17:08 WIB
Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Rizal Mallarangeng
Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Rizal Mallarangeng

RM.id  Rakyat Merdeka - Plt Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Rizal Mallarangeng membantah mengancam para kader, untuk mencabut dukungan ke Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai caketum Partai Golkar. Pencabutan dukungan murni atas inisiatif kader yang merasa "dijebak" oleh Bamsoet.

"Tidak ada ancaman. Pencabutan dukungan terhadap Bamsoet dilakukan secara sukarela oleh para kader. Justru sebaliknya, saya menyayangkan sikap Bamsoet yang mencari dukungan dengan cara mengintimidasi," ujar Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/7).

Baca juga : Bamsoet Minta BPOM Rajin Sidak

Rizal mengingatkan Bamsoet, agar berpolitik dengan santun. Politik memang alat untuk mencapai kekuasaan, tapi berpolitik juga harus elegan dan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan.

"Mencari dukungan dengan cara-cara intimidasi agar segera dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), adalah cara yang keliru. Semua sudah sepakat bahwa Musyawarah Nasional (Munas) akan diselenggarakan pada Desember 2019. Jadi, yang kemarin dukung Bamsoet itu, sadar dan mencabut. Nggak ada paksaan. Sepenuhnya atas kesadaran sendiri," ujarnya.

Baca juga : Menag: 30 Ribu Dolar Dari Keluarga Raja Arab Saudi

Rizal juga mengatakan, Bamsoet 'mencuri' dukungan dari DPD Partai Golkar DKI tanpa sepengetahuan dirinya. Ia juga menyebut, Bamsoet sama sekali tak pernah berkomunikasi dengannya.

"Nggak pernah sowan, telepon, atau WhatsApp. Ingatkan dia. Enak saja dia. Saya sedang ke luar negeri, dia curi-curi. Seperti pencabutan dukungan itu, kan akhirnya dia malu sendiri. Berpolitik itu, harus matang dan santun," tegasnya.

Baca juga : Kurang Dukungan, Muddai Maddang Terancam Gagal Jadi Caketum KONI

Rizal lantas menyinggung jabatan Bamsoet sebagai Ketua DPR RI. Menurutnya, Bamsoet berutang budi kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

"Saya termasuk yang merekomendasikan Bamsoet sebagai Ketua DPR saat itu. Bamsoet berutang budi kepada kita semua. Dia sudah dapat posisi bagus sebagai Ketua DPR. Ya sudah, jalankan tugas dengan baik. Kalau toh mengikuti Munas, ya itu hak tiap kader. Tapi pakai cara yang benar. Nanti, yang rugi bukan cuma dia. Golkar juga rugi," tandasnya. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.