Dark/Light Mode

Akan Diuji Saat Tetapkan Capres

Koalisi Airlangga Ambyar Jika….

Senin, 23 Mei 2022 07:01 WIB
Dari kiri: Suharso Monoarfa, Airlangga Hartarto, dan Zulkifli Hasan saat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). (Foto: Istimewa)
Dari kiri: Suharso Monoarfa, Airlangga Hartarto, dan Zulkifli Hasan saat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tak hanya itu, faktor lain yang jadi penyebab KIB ini bakal langgeng, yakni sikap politiknya. Dalam karir politiknya pasca reformasi, Golkar, PAN dan PPP selalu berada dalam koalisi pemerintah. Termasuk dalam koalisi pemerintah di 2 kali kepemimpinan Presiden Jokowi. Sehingga, dalam kerja-kerja politik, ketiganya sudah sering bersama-sama.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, memandang hal serupa dengan Qodari. Dia sependapat, KIB ini punya nilai jual tinggi dan masa depan yang cerah. Nggak heran, kalau nantinya banyak tokoh yang berebut mengajukan diri untuk diusung di Pilpres 2024.

Baca juga : Koalisi Airlangga Siapkan Jaring

"Ini tiket mahal lho. KIB sudah cukup syarat majukan pasangan capres dan cawapres. Pasti calon yang nggak punya partai bernafsu ingin diusung KIB. Percuma calon elektabilitasnya bagus kalau tak ada partai yang usung," tegasnya.

Pandangan berbeda diungkapkan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie. Kata Jerry, KIB masih belum paten. Persoalannya ada di PAN. "Jilid pertama Jokowi itu PAN gabung, kemudian di 2019 Jokowi maju lagi, tapi PAN malah belok dukung yang lain. Ini masih shadow coalition, koalisi bayangan," anggap Jerry.

Baca juga : Polda Terapkan Contra Flow Dari Palimanan Hingga Cikampek

Sebelumnya, sindiran soal terbentuknya KIB dilontarkan oleh dua elit parpol. Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku khawatir untuk cepat-cepat memutuskan berkoalisi di saat pesta demokrasi masih jauh. "Karena daripada seolah-olah cepat, kemudian cepat terbentuk, (bisa) cepat juga bubarnya. Saya berharap, lebih baik kami berproses dengan baik," kata AHY.

Kritikan juga dilontarkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, terlalu dini untuk memutuskan koalisi di saat pekerjaan besar menuntut untuk segera diselesaikan. Hasto khawatir, pembentukan koalisi justru akan mengganggu kinerja pemerintahan.

Baca juga : Airlangga Ngademin

Namun, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus membantah tudingan itu. Kata dia, koalisi yang sejak dini terbentuk untuk mengevaluasi pemilu 2019. Di antaranya masalah polarisasi di masyarakat akibat adanya dua pasang capres. "Kita memberikan ruang untuk terbentuknya tiga koalisi gitu lho. Jadi bukan hanya dua seperti kemarin," jawab Lodewijk.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.