Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Kurangi Pembengkakan Subsidi Energi
Zulhas Usulkan Subsidi BBM Langsung Ke Rakyat
Senin, 15 Agustus 2022 15:19 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) langsung untuk rakyat. Hal ini diyakini Zulhas, sapaan akrabnya, sebagai solusi ampuh atas membengkaknya subsidi energi 2022 yang tembus Rp 500 triliun.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, dengan kondisi internasional yang bergolak, seperti perang Rusia-Ukraina yang tak pernah diramalkan dan berbagai sebab lainnya, harga minyak dan LPG di pasar dunia meroket.
"Akibatnya, subsidi energi tahun 2022 membengkak sampai lebih dari Rp500 triliun atau hampir 30 persen dari pendapatan APBN kita," katanya, saat memaparkan Gagasan dan Visi Misi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang disiarkan channel YouTube PAN Jatim, di Jakarta, Senin (15/8).
Dalam acara tersebut, ia menyampaikan gagasan sebagai Ketua Umum PAN. "PAN berpendapat subsidi harus lebih berkeadilan, berkelanjutan dan mensejahterakan," tuturnya.
Baca juga : Mentan Tegaskan Subsidi Pupuk Disesuaikan Kebutuhan Pangan Paling Dasar
Zulhas pun membeberkan, PAN menawarkan dua solusi. Pertama, subsidi energi beralih dari berbasis komoditas menjadi subsidi langsung.
Dan kedua, mempercepat transformasi energi bersih. "Subsidi langsung diberikan pada warga kita yang miskin," ucapnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 26 juta orang yang diperkirakan memiliki kebutuhan konsumsi untuk dua motor dan mengkonsumsi 2x3 kilogram LPG per bulan. Sementara listrik, mereka membutuhkan hingga 900 watt.
Menurut dia, dengan subsidi BBM dan LPG warga tak mampu sebesar Rp 500 ribu rupiah per orang per bulan, pemerintah hanya akan menanggung Rp 15 triliun per bulan. "Angka ini sekitar Rp 180 triliun per tahun," ungkap Zulhas.
Baca juga : MPR Dukung Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini Berbasis Koperasi
Pada saat yang sama, sambung Mendag, pemerintah masih dapat menghemat uang yang dibakar (subsidi BBM saat ini) untuk mempercepat Transformasi Energi Bersih.
Caranya antara lain, pertama, percepatan pemakaian kendaraan listrik. Kedua, memperbanyak kompor listrik bagi rumah tangga.
Kemudian ketiga, memperluas dan memperbanyak titik-titik pengisian baterai kendaraan listrik. Dan keempat, memperbanyak pasokan listrik dari energi baru dan terbarukan.
Transformasi Energi Bersih ini bakal menggunakan banyak bahan yang berasal dari dalam negeri. Dengan demikian, ini sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Tanah Air.
Baca juga : Ketum RèJO: Penembakan Abe Jadi Peringatan Buat Indonesia Dan Dunia
"Artinya kesejahteraan meningkat. Sekali lagi PAN menawarkan solusi dari permasalahan bangsa yang akut ini," tutur Zulhas.
Ia mengusulkan subsidi langsung itu lantaran energi adalah kebutuhan pokok manusia, termasuk manusia Indonesia. "Itu tak bisa dihindari," timpalnya.
Akan tetapi, Zulhas menyadari, saat ini terjadi kesenjangan antara konsumsi dan kemampuan nasional menyiapkan ketersediaan energi.
"Kebutuhan BBM kita per hari 1,6 juta barel, sementara produksi hanya 0,6 juta barel. Artinya kita impor minyak mentah dan BBM per hari 1 juta barel," ujarnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya