Dark/Light Mode

Pergi Sebelum Acara Selesai

Paloh Kikuk, Pelukannya Tak Dibalas

Minggu, 23 Oktober 2022 07:50 WIB
Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyalami Presiden Jokowi saat pamit akan pulang duluan, di HUT ke-58 Partai Golkar, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat malam (21/10). (Foto: Tangkapan layar)
Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyalami Presiden Jokowi saat pamit akan pulang duluan, di HUT ke-58 Partai Golkar, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat malam (21/10). (Foto: Tangkapan layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada dua video menarik dan viral saat Presiden Jokowi menghadiri HUT ke-58 Partai Golkar, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/11). Pertama, video Jokowi asik joget di akhir acara. Kedua, video Ketum NasDem Surya Paloh bersalaman dengan Jokowi. Di video kedua itu, dinarasikan oleh warganet: Jokowi enggan berpelukan dengan Paloh. Video kedua yang viral itu berdurasi pendek saja. Hanya 6 detikan. Video tersebut menunjukkan saat Paloh sedang menyalami Jokowi. Video diambil saat Paloh akan pulang lebih dulu, meninggalkan lokasi acara. Paloh pun pamit pada orang-orang yang hadir. Terutama pada Jokowi.

Dalam video itu, Paloh menyalami Jokowi, sementara tangan kirinya menepuk-nepuk lengan Jokowi. Sebagian tangan Paloh sudah berada di bagian punggung Jokowi. Namun, Jokowi tampak tidak merangkul balik. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, hanya menepuk pundak kiri bos Media Group itu.

Paloh tampak tertawa. Namun, agak sedikit kikuk karena ajakan pelukannya tidak diladeni Jokowi. Sekilas, Jokowi terlihat tertawa. Setelah menyalami Jokowi, Paloh lanjut menyalami Jusuf Kalla.

Seharian kemarin, video tersebut hilir mudik di lini masa Twitter. Beberapa akun yang mengunggah video tersebut antara lain @kurawa, @_ekokuntadhi, dan @miduk17. Narasinya sama saja. Jokowi disebut menolak dipeluk Paloh. Selain itu, disebut bahasa tubuh Jokowi tak bisa membohongi perasaannya.

Paloh tampaknya terganggu juga dengan viralnya video tersebut. Kata Paloh, ia memang tidak hendak merangkul Jokowi. "Ini kan biasa saja, coba lihat ini, apanya yang ada masalah?" kata Paloh, sambil menunjukkan video viral, ke awak media, di NasDem Tower, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Liburan Selesai, Skud Persija Kembali Latihan

Soal gestur Jokowi yang tampak datar, Paloh memakluminya. Kata dia, di acara Golkar, saat itu sedang banyak orang di kanan kiri Jokowi. Berbeda cerita kalau acaranya sepi dan hanya ia berdua. "Kalau berdua, kan biasa pelukan," ujarnya.

Paloh memastikan, hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja. Malah makin mesra. Hanya saja, kemesraan itu tidak selalu harus ditunjukkan ke publik.

Paloh juga menanggapi soal kabar reshuffle kabinet. Kata dia, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Ia menghormati dan menghargai apa pun keputusan Jokowi. "Jadi, sepanjang apa saja yang dianggap itu baik oleh Pak Jokowi untuk mengatur jalannya roda administrasi pemerintahannya, pasti kita hargai itu," katanya.

Soal desakan agar menteri dari NasDem mengundurkan diri, Paloh menilai hal itu berlebihan. Menurut dia, tidak ada alasan bagi kader NasDem untuk mengundurkan diri. Kecuali, jika memang para menteri NasDem diputuskan untuk undur diri.

"Nggak ada alasan bagi NasDem untuk mundur kalau bukan dimundurkan. Apa alasannya bagi NasDem? Pemerintahan ini dianggap baik oleh NasDem. Pemerintahnya tampak dengan tingkat keberhasilan walaupun masih banyak kekurangan yang perlu juga akan diperbaiki," kata  Paloh.

Baca juga : Di Forum Asia-Pasifik, Mensos Akan Bahas Penanganan Disabilitas

Paloh berharap, masa jabatan Jokowi dua tahun ke depan meninggalkan sesuatu yang jauh lebih berarti sebagai legacy. "Itu yang harus diperjuangkan oleh NasDem," cetusnya.

Paloh juga menanggapi pidato Jokowi di acara Golkar yang berpesan agar tidak sembrono memilih capres dan jangan terlalu lama memilih capres. Berbagai pihak menyebut pidato itu sebagai sindiran kepada NasDem karena telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Paloh menilai, nasihat Jokowi itu khusus diberikan kepada Golkar. Menurutnya, nasihat itu baik untuk Golkar.

Paloh pun merasa tak tersindir. Ia menilai keputusannya mencapreskan Anies tidak sembrono. Ia menilai, Anies sosok yang memiliki jam terbang tinggi sebagai pemimpin.

"Kan ada subjektivitas, ada objektivitas. Dua perpaduan ini kan terjadi hukum relativitas. Mungkin pikiran dari Pak Jokowi, ya, saran kepada Golkar kalau memilih calon presiden, ya, pilihlah yang pas, yang tepat," ujarnya.

Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai, narasi dalam video yang viral itu lebay. Menurut dia, video itu sengaja disebarkan untuk memojokkan partainya. Anggota DPR ini menilai, narasi Jokowi ogah dipeluk Paloh merupakan kesimpulan yang terlalu gegabah, karena hanya mengandalkan potongan video berdurasi 7 detik itu. Apalagi, pihak yang menyebarkan video itu memang akun-akun yang tidak suka dengan keputusan NasDem mencapreskan Anies.

Baca juga : Bos Kadin: Ritel Membaik Meski Banyak Tantangan

Stafsus Mensesneg, Faldo Maldini ikut mengomentari video viral itu. Kata dia, tak ada masalah personal dalam pidato dan sikap Jokowi saat hadir di acara Golkar.

Faldo mengatakan, Jokowi bicara soal partai-partai yang harus ikut bergerak menuntaskan persoalan negara. Jokowi juga mengingatkan agar partai tak terlalu terburu-buru mencari kandidat pemimpin selanjutnya.

"Dalam pidato, Presiden juga berkali-kali mengatakan, harus hati-hati mencari pemimpin. Tidak perlu buru-buru. Masalah yang akan dihadapi akan berat, krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukkan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya," ucapnya.

Faldo pun mengingatkan agar partai koalisi sejalan dengan visi presiden. "Kalau tidak komit lagi dengan visi Presiden, ya harusnya ukur diri saja. Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik," tuntasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.