Dark/Light Mode

TPDI: Dewan Kolonel Bisa Menjadi Kekuatan Insubordinasi

Selasa, 8 November 2022 13:32 WIB
Petrus Selestinus. (Foto: Ist)
Petrus Selestinus. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Petrus berpendapat, Dewan Kolonel ini tak sekadar siasat untuk cari muka seperti pernyataan Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun. 

Namun, Dewan Kolonel ini pun bisa jadi wadah bagi kader bermental penjilat melanggengkan eksistensi para kader dengan kriteria kader benalu/parasit, menjadikan partai sebagai alat mencari makan dan menumpuk kekayaan untuk kepentingan pribadi.

“Ada yang lebih ekstrem menilai bahwa Dewan Kolonel ini berpotensi menjadi kekuatan pembangkan yang sedang berproses mencari bentuk, membuat gimmick seolah-olah mereka sebagai kader pejuang tetapi sesungguhnya mereka adalah pecundang yang memecah belah sesama kader,” ungkapnya.

Baca juga : MTI Dorong Peran BUMN-Swasta di Sektor Angkutan Jalan Perintis

Lahirnya “Dewan Kolonel, melahirkan “Dewan Kopral”, dan akan bisa melahirkan “Dewan Jenderal” dan seterusnya.

"Untuk apa dan apakah partai kekurangan organ bagi kadernya untuk menjadi alat perjuangan selain induknya bernama PDIP,” tutur Petrus.

Padahal, PDIP menyiapkan organ-organ begitu banyak bagi kader-kader partai yang berkehendak baik, agar para kader mengaktualisasikan profesionalisme dan potensinya melalui program-program partai sesuai dengan visi misi partai, demi mewujudkan tujuan negara, bukan untuk memperkaya diri pribadi secara mendadak.

Baca juga : Dexa Group Upayakan Ketahanan dan Kemandirian Industri Farmasi

Petrus menegaskan pernyataan Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun bahwa pembentukan Dewan Kolonel telah menyalahi AD dan ART partai, sebagai pernyataan yang sangat tepat.

Sebagai partai terbesar, PDIP sudah memiliki kader partai berlapis-lapis ada. Partai banteng moncong putih sudah menata sedemikian rupa organ-organnya, tidak saja untuk kepentingan partai/kader partai (kaderisasi kepemimpinan), tapi demi mewujudkan tujuan bernegara.

“Apa yang dilakukan oleh Trimedya Panjaitan dan kawan-kawan dengan mendirikan organ Dewan Kolonel, merupakan embrio insubordinasi terhadap partai, bahkan berpotensi melahirkan polarisasi di antara kader partai, apalagi sudah muncul Dewan Kopral, lama-lama ada Dewan Jenderal dan lain-lain,” tegasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.