Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Golkar Kudu Terapkan Kampanye Yang Menyasar Pemilih Muda

Rabu, 23 November 2022 08:23 WIB
Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus/Ist
Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus menekankan, salah satu upaya meningkatkan elektabilitas adalah memperkuat media dan penggalangan opini. 

Partai Golkar, kata dia, akan mengerahkan seluruh kekuatan baik pasukan darat maupun udara untuk memenangkan Golkar dan Airlangga Hartarto di Pemilu 2024. 

Lodewijk juga meminta Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) Golkar menjadikan kaum milenial sebagai target utama konstituen Pemilu 2024.

“Untuk menang, ada dua kegiatan yang kita lakukan. Saya menggunakan istilah operasi,” katanya di sela Rakornas MPO Golkar di Jakarta, Senin (21/11).

Menurutnya, ada dua operasi. Pertama, operasi pasukan darat yaitu infanteri. Kedua, operasikan pasukan udara dengan cara memasang media media di dalam dan luar ruangan, serta memasang media elektronik. Itu secara kolektif harus dilakukan.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, strategi serupa juga pastinya dilakukan partai lain. Sebab, pemilih pada Pemilu 2024 banyak didominasi pemilih muda yang diprediksi mencapai 60 persen dari total pemilh. 

Baca juga : Gempa Cianjur, Kemenag Berikan Bantuan dan Layanan Trauma Healing

Ujang menilai, Golkar harus menekankan aspek diferensiasi pada kerja-kerja kampaye mereka.

Oleh karena itu, sebenarnya yang mereka lakukan, bagaimana membangun konstruksi kampanye yang berbeda dari sebelumnya.

“Kalau hanya melakukan penggalangan opini publik, lalu kampanye di media, itu hal yang biasa. Partai-partai lain pun melakukan hal serupa," terangnya, Selasa (22/11).

Ujang menyarankan Golkar menekankan aspek diferensiasi pada kerja-kerja kampaye mereka. Hal itu patut dilakukan untuk menggaet para pemilih muda.

"Harus ada variasi, harus ada pembeda, harus ada daya tarik yang diberikan Golkar pada pemilih, termasuk pemilih muda," ujar Ujang.

Menurutnya, Golkar partai yang sudah cukup mapan dan matang dengan infrastruktur politik yang besar. Namun, karena dengan konstruksi pemilih baru yang didominasi kalangan muda, Golkar harus menerapkan pendekatan baru.

Baca juga : Anwar Ibrahim Dan Muhyiddin Klaim Menang Pemilu Malaysia

Ujang menekankan pentingnya keberadaan strategi berbeda yang harus dilakukan Golkar.

“Kalau gaya kampanyenya sama dengan partai lain, itu tidak berhasil. Penggalangan opini, berkampanye di media secara masif, itu hal bagus. Tapi jangan lupa diferensiasi, ada strategi pembeda," pungkasnya.

Lintas Media

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin mengatakan, peran media massa bisa memberi dampak elektoral yang positif bagi parpol dan calon. 

“Ketika media dianggap sebagai entitas yang objektif maka ketika media "endorse" seorang tokoh tertentu, maka bisa memberi dampak elektoral yang positif,” kata Alvin, Selasa (22/11).

Apalagi, lanjut Alvin, media massa tidak akan tergantikan di tengah maraknya media sosial. Di tengah menjamurnya para content creator saat ini, justru media massa menjadi relevan.

Baca juga : Banjir Dan Kematian Caleg, Dua Dapil Tunda Pemilu Malaysia

Alvin mengatakan, berdasarkan Reuters Institute, ada peningkatan kepercayaan pada media-media di Indonesia. Pasalnya, media massa berlaku profesional dan menerapkan etika dalam menulis berita. 

“Media massa menghadirkan fakta atau purveyor of facts. Di era post truth, fakta itu utama agar masyarakat tidak dikaburkan dan malah tersesat dalam labirin informasi,” jelas Alvin.

Alvin mengatakan, media massa dan media sosial tidak bisa dipisahkan. 

“Ketika bicara komunikasi politik, sudah saatnya menerapkan praktik transmedia atau lintas media. Tidak cukup media sosial saja butuh didorong oleh media massa,” tandas Alvin.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.