Dark/Light Mode

Fadli Berharap Gerindra-PKS Koalisi Lagi

Tifatul: Jangan Harap Ku Kan Kembali Padamu Lagi

Minggu, 4 Desember 2022 07:10 WIB
Politisi PKS, Tifatul Sembiring. (Foto: PKS)
Politisi PKS, Tifatul Sembiring. (Foto: PKS)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menghadapi Pilpres 2024, Gerindra terus mencari teman koalisi. Selain dengan PKB, partai besutan Prabowo Subianto berharap bisa berkoalisi lagi dengan PKS. Namun, Gerindra harus bertepuk sebelah tangan, pasalnya PKS ogah rujuk lagi dengan Gerindra.

Harapan Gerindra bisa koalisi lagi dengan PKS disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Keinginan itu, dia sampaikan kepada Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi saat menghadiri pengukuhan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/12).

Di momen ini, Fadli blak-blakan kepada Aboe. Dia bilang, partainya berharap bisa kembali menjalin koalisi dengan PKS di Pilpres 2024. "Dari dulu juga akrab (dengan Aboe). Pertanyaannya mudah-mudahan kita (Gerindra dan PKS) bisa bergabung lagi bersama-sama," kata Fadli.

Menurutnya, komunikasi politik saat ini masih berjalan dinamis. Semua kemungkinan masih bisa tetap terjadi hingga menit akhir pendaftaran capres dan cawapres di KPU. Contohnya dinamika politik pada Pilpres 2014 maupun 2019. Saat itu, pencalonan Ma'ruf Amin sebagai cawapres pendamping Jokowi juga diputuskan pada menit akhir.

"Kan biasa kita lihat 2014 dan 2019, semuanya itu kan last minute. Pencalonan Pak Ma'ruf aja last minute, kami juga pencalonan Pak Sandi juga agak last minute juga, jadi saya kira kita harus bersabar," jelas anggota Komisi I DPR itu.

Baca juga : Airlangga Klaim Ada Parpol Mau Gabung KIB

Menurut Fadli, keputusan pada menit akhir kini juga bisa terjadi dalam penentuan capres dan cawapres koalisinya dengan PKB. Namun, untuk posisi Prabowo sebagai capres Gerindra merupakan harga mati. Sedangkan untuk cawapres, dijelaskan Fadli, Gerindra tetap membuka kemungkinan untuk menggandeng sosok cawapres dari luar. Termasuk dengan Ganjar Pranowo.

"Ya semua kemungkinan itu masih terbuka seperti saya sampaikan, termasuk nama-nama yang disebut itu," terang dia.

Bagaimana respons PKS terkait permintaan Fadli itu? Sepertinya PKS sudah antipati untuk mesra-mesraan lagi dengan partai berlambang kepala burung Garuda itu. Politisi PKS, Tifatul Sembiring membalas keinginan Fadli dengan lagu The Mercy’s yang berjudul “Tiada Lagi”.

“Jangan harap ku kan kembali, padamu lagi," ujar Tifatul Sembiring di akun Twitter pribadinya, @tifsembiring, kemarin.

Sebelumnya, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri juga pernah mengatakan, masih pikir-pikir berkoalisi lagi dengan Gerindra. “"Kita lihat nanti, apakah masih bisa dipertahankan, ataukah sudah tidak ada lagi pertahanan di situ. Lagi pula, katanya, "kita sudah ditinggal juga 'kan. Kita ditinggal sendirian,” ujarnya.

Baca juga : Koalisi NasDem, PD Dan PKS Layu Sebelum Berkembang

Untuk diketahui, Gerindra dan PKS sudah dua kali berkoalisi di Pilpres. Yaitu Pilpres 2014 dan 2014 dengan mengusung Prabowo sebagai capresnya. Namun, usai kalah pada Pilpres 2024, Gerindra lebih memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. PKS ditinggal sendirian jadi oposisi.

Selain itu, PKS kecewa dengan Gerindra terkait jatah kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno yang seharusnya jadi milik mereka, tapi diambil Gerindra.

Lalu apa kata pengamat soal sikap PKS yang nolak “rujuk” dengan Gerindra?Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro menilai peluang koalisi antar-parpol selalu ada. Termasuk Gerindra-PKS. Sekalipun upaya untuk menyatukan keduanya itu berat dan peluangnya kecil. Karena berkali-kali PKS dikhianati Prabowo Cs.

"Mulai soal pilpres ketika Gerindra menyeberang ke kubu Presiden Jokowi dan puncaknya saat jatah wagub DKI Jakarta yang menjadi kapling PKS diambil oleh Gerindra," tandas Agung saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menduga cuitan Tifatul itu telah disetujui oleh elit PKS. Artinya mewakili suara Aboe dan Presiden PKS, Achmad Syaikhu. "Pernyataan Tifatul menguatkan kenyataan di atas, bahwa ada trauma politik PKS atas Gerindra atas sikap politiknya selama ini," sebutnya.

Baca juga : Pernyataan Paloh Siratkan Kepasrahan

Namun di sisi lain, disebut Agung, PKS juga merasa rugi karena kalah start dengan langkah NasDem yang lebih dulu mencapreskan Anies Baswedan. NasDem, menurut Agung telah merengkuh coat tail effect dari pencapresan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Padahal, sosok Anies selama ini lekat dengan PKS.

"Sehingga memunculkan dilema bagi PKS karena kecolongan dengan manuver partai besutan Surya Paloh ini," imbuh dia.

Di momen ini, tegas Agung, menjadi kesempatan Gerindra kembali mendekati PKS. Ujungnya tergantung oleh kompensasi politik yang ditawarkan Gerindra ke PKS. “Karena jika tak jelas, Koalisi Perubahan oleh PKS bersama NasDem dan Demokrat akan semakin nyata terealisasi," jelas Agung.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.